Depan > Artikel > Keluarga

Ibunda Suamiku...

Publikasi: 25/09/2003 10:40 WIB

eramuslim - “Mana istrimu, le? Tiap ibu nelepon kok ndak pernah ada?” tutur suamiku menirukan tanya Ibunya. Aku terdiam dan termenung sendiri, Ya, tanpa sadar, sudah lebih dari dua bulan aku tak pernah bertegur sapa dengan ibu mertuaku itu. Aku memang tidak terlalu menghiraukan hal itu karena kesibukan yang luar biasa, namun apakah perasaan beliau sama? Apalagi setelah Bapak mertuaku dipanggil oleh-Nya. Dalam hati aku beristighfar, terlalu memang.

***

Waktuku untuk mengenal ibu mertua boleh dibilang teramat sempit. Hanya dalam jarak tiga bulan setelah khitbah, kami menikah. Sementara, di sela-sela waktu khitbah dan nikah, kami terpisah oleh jarak dua propinsi. Berlanjut, setelah menikah, kami pun pergi meninggalkan beliau untuk menetap di kota tempat kami harus mencari nafkah. Mungkin jika aku harus menghitungnya, tak lebih dari sepuluh hari saja kami berkumpul. Padahal sudah hampir tiga tahun usia pernikahanku. Sangat sempit, bukan?

Itulah mungkin yang menjadi alasan ketidakdekatanku dengan beliau. Kalaulah kami bisa menumpahkan rasa hati kami, itu hanya melalui alat komunikasi yang bernama telepon dan pasti, karena biayanya yang cukup menguras kantong, kami tak bisa melakukannya dengan leluasa.

Kembali aku beristighfar dalam hati manakala aku mengingat kembali perjalananku dengan beliau. Ternyata, sangat jarang juga aku sempatkan untuk menelepon beliau. Jikalah ada, lebih sering karena permintaan suamiku, putra pertamanya. Sedangkan aku sendiri?

Sementara, ibu yang tak pernah kuhiraukan itu, berulang kali meneleponku, walau hanya dalam hitungan tiga empat menit. Bahkan setiap kali beliau menanyakan kabar kami bertiga, selalu saja tangis beliau pecah. “Ibu jangan menangis... jangan banyak pikiran, ya?” hiburku saat itu. “Ibu seneng, nduk… bukan sedih. Betapa Allah, Gusti Yang Agung begitu cepat menjawab doa ibu. Baru kemarin malam ibu berdoa supaya kalian diberi kemudahan untuk mendapatkan rumah, dan sekarang kalian sudah punya rumah. Makasih, Ya Allah…”

Itulah sepenggal percakapan yang kami lakukan sesaat setelah aku menandatangani akad kredit rumah kami.

Itulah ibu yang aku kenal. Ibu yang selalu menguatkanku untuk sabar dan terus sabar melakukan peran sebagai istri anaknya. Ibu yang selalu hadir dengan kabar dan doa-doanya plus tangisannya yang membuat hatiku trenyuh. Ibu yang tak pernah bosan mengatakan bahwa aku adalah anaknya juga, yang tak ada bedanya dengan anak-anaknya yang lain. Juga ibu yang tak pernah meminta materi, hingga kami pun seakan lupa memberinya. Hingga hanya saat lebaran saja saat tepat memberikan hadiah bagi beliau.

***

Astaghfirullah hal adziim… ampuni dosa hamba, Robb. Betapa selama ini hamba telah mendzalimi ibu mertua hamba sendiri yang seharusnya hamba sayangi dan cintai sebagaimana ibu kandung hamba sendiri…

Betapa hamba telah membuat hati beliau sedih dan khawatir, padahal hamba telah mendapatkan putra terbaiknya… yang beliau didik dengan susah payah untuk membahagiakan hamba…

Ya Tuhan Yang Maha Pemurah, berikanlah kebahagiaan untuk beliau…

Jagalah beliau dengan kewaspadaan-Mu dan cinta-Mu… Jauhkanlah dari segala rasa sakit dan segala marabahaya… Dan, anugerahi kami cinta sejati yang hanya tumbuh karena-Mu Ya Robbi…
Aamiin..

Maafkan aku, ibu. Maafkan anakmu yang masih belum memahami makna kasih sayang ini. Maafkan anakmu yang masih menghitung rupiah sekedar untuk membahagiakanmu, Sekali lagi maafkan aku.

***

Buru-buru kuambil hp-ku dan kupencet nomor yang sebenarnya sangat aku hafal… lalu, “halo… assalamu’alaikum? Siapa ini? kamu, Nduk?” ingin kuhabiskan rasa sesal dan kangenku dengan beliau saat ini…

Ary NA
[email protected]

(Untuk semua ibu mertua di bumi Allah, maafkan jika terkadang kami seakan mengabaikanmu)

Lainnya

Sosok Manusia Bernama AyahRahasia Dibalik Kelahiran MusaIbu...About Love, Episode: Cinta AbadiAbout Love, Episode: Sedetik SajaAbout Love, Episode: Energi KecupanSorga di Bawah Telapak Kaki Ibu…
Kontak | Peta Situs
Telusur Arsip:
 

BeritaAnalisaAspirasiGaleriArtikelKonsultasi

Oase ImanUst. MenjawabKeluarga

JurnalistikArsitekturTek. InformasiSehat

Belanja

Webmail

Info PemiluTerpopuler hari ini