Depan > Artikel > Keluarga

Kejarlah Jihad Walau Sampai Ke Palestina

Publikasi: 20/04/2002 14:56 WIB

eramuslim - Palestina, tanah Islam yang jauh dari negeri kita, memang. Tapi tanah yang tak henti-hentinya dirundung nestapa itu, sesungguhnya memiliki akar historis yang amat dekat dengan kita, kaum Muslimin. Ia adalah tanah warisan Khalifah Umar bin Khottob, kiblat pertama umat Islam, tanah suci tempat dimi'rajkan Nabi Muhammad SAW, serta tanah kelahiran Isa putra Maryam 'alaihis salam yang sangat dimuliakan orang-orang beriman. Para ibu sholihat Palestina, telah banyak melahirkan mujahid agung, mulai dari Imam Syafi'i, Izzuddin Al Qossam, hingga Yahya Ayash (semoga Allah 'Azza wa Jalla memuliakan mereka) di tanah Islam itu.

Kini tanah warisan Umar bin Khottob itu telah diluluhlantakkan tangan-tangan najis Yahudi. Pembantaian, pelenyapan rumah-rumah, pemusnahan harta benda serta sumber-sumber penghidupan, pengusiran, dan pengotoran/penghancuran rumah-rumah ibadah, bukan lagi peristiwa insidentil yang hanya terjadi sekali-dua kali dalam setahun. Tapi kisah nestapa itu telah menjadi cerita harian rakyat Palestina yang telah berlangsung 50 tahun lebih sampai detik ini! Tanah itu telah penuh darah dan luka, akibat tindakan keji gerombolan Zionis yang sampai hari ini dunia tak mampu menghentikannya.

Ribuan rumah tempat berteduh, ratusan rumah-sakit dan sekolah, ribuan hektar tanah-tanah pertanian-perkebunan, ratusan masjid, serta ribuan ternak milik rakyat Palestina telah dimusnahkan secara sistematis oleh tentara agresor Israel. Jutaan orang Palestina kini hidup terlunta-lunta di negeri orang, jutaan tak punya tempat tinggal, ratusan ribu anak tak bersekolah, dan ribuan lainnya terancam mati kelaparan. Padahal kehancuran dahsyat rakyat Palestina itu masih belum memuaskan gerombolan agresor Israel, hingga mereka masih terus melancarkan agresinya di Palestina sampai hari ini.

Derita Palestina, seyogyanya harus dihayati sebagai kepedihan kaum Muslimin di manapun. Derita jutaan keluarga, jutaan orang tua dan anak-anak Palestina yang tak bisa melanjutkan sekolahnya, tak boleh kita biarkan berlangsung terus-menerus. Sebab mereka adalah keluarga kita, bagian tubuh, bahkan bagian dari darah-daging kita. Karena doktrin tentang persaudaraan iman yang kita pahami, tak akan pernah berubah sampai hari kiamat: "Bahwa sesungguhnya kaum Muslimin itu satu tubuh, bila satu bagian sakit, akan dirasakan oleh tubuh seluruhnya".

Menolong mereka hukumnya jelas fardu 'ain, bagi setiap mu'min, bagi setiap keluarga Muslim. Setiap kita, orang-beriman, wajib berjihad sebisa yang kita mampu untuk membebaskan Tanah Al Aqsho. Pendek kata, seluruh elemen kekuatan umat harus dikerahkan untuk melawan keganasan gerombolan Zionis Israel yang kini masih merajalela di Palestina.

Khusus bagi para keluarga Muslim, sebetulnya mereka bisa secara optimal melakukan "jihad" membantu saudara-saudaranya yang tengah menanggung derita di Palestina. Jihad itu bisa bermacam-macam bentuknya, dan dapat dihasung oleh seluruh anggota keluarga.

Strategi di luar rumah misalnya, ayah dan ibu bisa menyebarkan informasi-informasi tentang sejarah Palestina, atau berbagai informasi terkini tentang apa yang tengah terjadi di Tanah Al Aqsho itu. Jadikan momentum apa saja untuk mengangkat isu Palestina sebaik dan sebijak mungkin. Entah di pertemuan-pertemuan RT, di arisan, di sekolah ketika menjemput anak, atau di obrolan-obrolan informal lainnya.

Jika sosialisasi itu dapat berjalan baik, dan kesadaran tentang Palestina pada warga sekitar kita tumbuh, upaya berikutnya bisa dilakukan. Misalnya menggalang dana.

Tapi yang agaknya perlu digarisbawahi, upaya sosialiasi ini tidak selamanya berjalan mulus. Banyak hambatan, misalnya sikap tak peduli alias cuek, atau sampai anti terhadap seruan kita. Sebab masyarakat atau tetangga kita, mungkin selama ini tak pernah berpikir tentang masalah-masalah umat, baik yang di dalam negeri, apalagi di negeri antah-berantah seperti Palestina. Karena itu kita kudu bersabar sesabar-sabarnya.

Anak-anak kita juga bisa melakukan sosialisasi isu Palestina. Misalnya dengan membawa gambar anak-anak Palestina yang menjadi korban keganasan serdadu agresor Zionis ke sekolah. Menempel tas, tempat minum, atau tempat makan, dengan stiker Palestina. Pakaikanlah anak-anak kaos dan atribut apa saja tentang Palestina di dalam setiap kesempatan.

Strategi di dalam rumah (internal), tentu harus lebih gencar. Sebab ayah-ibu bisa mewajibkan pada anak-anak mengurangi uang jajannya, untuk dialokasikan kepada dompet peduli Palestina. Perintahkanlah anak-anak membuat tabungan khusus untuk "Munashoroh Palestina".

Selain itu, selama jangka waktu tertentu, sosialisasikan terus dalam keluarga, tentang gambaran penderitaan rakyat Palestina yang sedang diporakporandakan agresor Israel. Ajaklah anak-anak salat dan berdoa bersama untuk saudara-saudaranya yang ada di Palestina. Alangkah lebih baik, bila sekali waktu seluruh anggota keluarga bangun tengah malam untuk bermunajat pada Allah SWT bagi kemenangan rakyat Palestina.

Ajaklah anak-anak dalam setiap kesempatan, jika mampu, menghadiri acara-acara Solidaritas Palestina. Entah itu pameran foto-foto, aksi demo, maupun acara tabligh-tabligh, seminar, dan dialog tentang Palestina.

Syukur-syukur para ibu-bapa bisa melobi sekolah/guru di mana anak-anak mereka bersekolah (khusus yang masih SD atau TK), merencanakan untuk membuat pagelaran drama anak-anak tentang Palestina.

Kalau usulan itu bisa gol, dan terselenggara acara yang kita maksud, dari situ panitia bisa menggalang dana Peduli Palestina. Uang infaq yang terkumpul bisa diserahkan ke lembaga-lembaga pengumpul dana Palestina yang ada. Jika sumbangan infaq Palestina itu bisa dimuat di media massa, tentu akan lebih baik. Karena bisa ditempel di majalah dinding sekolah, agar menjadi penyemangat guru maupun sekolah mengadakan acara-acara serupa di lain kesempatan. Wallahu a'lam. (sultoni)

Lainnya

Anak-anak Hobi Jajan? Jangan Dianggap Sepele!Pembantu Rumah Tangga, Pahlawan Tanpa PujianKeluarga SemutRumah Tangga Aman, Jaga Komunikasi!Rihlah Kelurga, Asyik dan PerluIbarat Bulan Madu Yang Diperpanjang ...Rumah Muslim Kotor? No Way!
Kontak | Peta Situs
Telusur Arsip:
 

BeritaAnalisaAspirasiGaleriArtikelKonsultasi

Oase ImanUst. MenjawabKeluarga

JurnalistikArsitekturTek. InformasiSehat

Belanja

Webmail

Info PemiluTerpopuler hari ini