Depan > Artikel > Keluarga

Rihlah Kelurga, Asyik dan Perlu

Publikasi: 19/03/2002 17:27 WIB

eramuslim - Acara rihlah (tamasya) keluarga, sekali dalam beberapa pekan atau bulan, itu perlu. Banyak manfaat yang dapat diambil dari acara itu, yang intinya bertujuan untuk menjaga kehamornisan hubungan antar anggota keluarga. Untuk pasangan suami-istri (pasutri) baru yang belum dikarunia anak, boleh jadi agenda ini belum dirasa betul kebutuhannya. Tapi untuk para pasutri lama dengan beberapa orang anak, rihlah keluarga menjadi kebutuhan yang tak boleh diabaikan.

Sebuah keluarga yang tak mengindahkan kebutuhan akan yang satu ini, cenderung menjadi keluarga yang kaku. Dalam keluarga seperti itu, komunikasi antara suami-istri, anak-anak dengan orangtua, atau komunikasi antar anak-anak, pasti bermasalah. Bahkan hubungan ayah/ibu dengan para tetangganya mungkin tak terjalin.

Ekses yang paling dikhawatirkan dari model bangunan keluarga seperti itu adalah, munculnya konflik. Bagaimana tidak? Jika masing-masing sibuk dengan dunianya sendiri; anak asyik dengan pelajaran sekolah dan pergaulan teman-temannya, ibu repot dengan urusan rumah-tangga, bapak sibuk dengan urusan kantornya dan lain-lain. Hampir tak ada media santai untuk rileks, tak ada media untuk saling berkomunikasi dan bercengkerama antar sesama anggota keluarga. Jika ada model keluarga demikian, niscaya merupakan cermin dari kekerasan hati dan jiwa para penghuninya.

Rihlah, selain merupakan hak keluarga yang harus ditunaikan kaum bapak, dia juga merupakan media komunikasi ampuh untuk merajut harmonisasi hubungan antar anggota keluarga. Nabi SAW bersabda; "Yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Aku adalah yang paling baik terhadap keluarga di antara kalian."

Dalam pesan Nabi SAW yang lain, beliau mengingatkan kita untuk tidak selalu mengerutkan dahi (selalu tegang setiap saat--pen). "Bahagiakanlah hatimu, karena sesungguhnya dia bukan terbuat dari besi maupun batu," sabdanya.

Dalam perspektif iman, seorang kepala keluarga wajib hukumnya untuk menyenangkan dan membahagiakan keluarga. Jika rihlah keluarga dikaitkan dengan konteks di atas, maka agenda tersebut tergolong wajib dilaksanakan kaum bapak. Frekuensinya tentu sangat relatif, tergantung kesempatan dan kemampuan yang ada pada masing-masing keluarga.

Jangan dulu berpikir soal biaya besar untuk mengagendakan rihlah bersama keluarga. Karena, kita bisa mencari objek-objek rihlah yang murah. Bahkan suatu masjid besar dengan halaman bermain cukup memadai untuk anak-anak, bisa kita jadikan pilihan. Selain itu lahan-lahan yang rimbun pepohonan di pinggiran pedesaan (jika memang ada). Bisa juga danau-danau alam atau buatan yang gratis dikunjungi. Tempat-tempat tersebut, bisa kita jadikan objek-objek rihlah keluarga yang murah.

Beberapa manfaat rihlah, antara lain;

1. Menghilangkan rasa jenuh pasutri yang setiap hari pasti selalu bergelut dengan rutinitas tugas dan pekerjaan, baik di rumah maupun di kantor.

2. Menjalin komunikasi dan saling berbagi suka-duka antara suami-istri, sehingga bisa memperbaharui cinta pasutri. Selain itu sebagai media anak-anak untuk menyampaikan segala penilaian mereka terhadap orangtua, dan sebaliknya.

3. Membahagiakan anak-anak, sekaligus memperkenalkan mereka dengan alam ciptaan Allah SWT yang indah.

4. Media kencan suami-istri yang bisa berlangsung seromantis mungkin.

5. Media pendidikan anak-anak melalui perjalanan yang menyenangkan.

Itu barangkali sekelumit manfaat rihlah. Padahal sesungguhnya, banyak hikmah yang pasti masih kita dapatkan dari agenda itu. Wallahu a'lamu bish showab. (sulthoni)

Lainnya

Ibarat Bulan Madu Yang Diperpanjang ...Rumah Muslim Kotor? No Way!Kecil Dibuai, Besar "Dibantai"Waspadai AutismeMemandang Istri Menuai RahmahMenguji Ketulusan Suami-Istri, Mudah!Agar Anak Tidak Maniak TV
Kontak | Peta Situs
Telusur Arsip:
 

BeritaAnalisaAspirasiGaleriArtikelKonsultasi

Oase ImanUst. MenjawabKeluarga

JurnalistikArsitekturTek. InformasiSehat

Belanja

Webmail

Info PemiluTerpopuler hari ini