Lima Asas Keluarga Penyayang
Publikasi: 04/01/2002 15:10 WIBeramuslim - Sesuatu yang nyata dan pasti bahwa kerukunan diantara keluarga adalah sangat penting dalam mewujudkan satu cara hidup bermasyarakat murni dan bahagia.
Islam sebagai sebuah agama suci menekankan secara sungguh-sungguh untuk melahirkan sebuah keluarga penyayang. Karena berangkat dari konsep sebuah keluarga penyayang itulah nanti akan terbentuk sebuah masyarakat dan negara yang kokoh, mantap dan sejahtera.
Ada lima asas penting yang mesti dibangun guna membentuk keluarga penyayang, yaitu:
Kasih sayang antara suami dan istri
Undang-undang Islam melarang dengan tegas pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrim. Karena pergaulan yang demikian lebih banyak membawa mudharatnya. Melalui pergaulan bebas yang tidak diikat dengan ijab kabul (pernikahan) sudah tentu akan melahirkan bentuk kasih sayang yang hanya bersandar kepada pengaruh hawa nafsu semata. Hasil dari keadaan itulah yang akan menjerumuskan ke arah perzinahan, hamil diluar nikah, pengguguran kandungan serta pembuangan anak seperti yang banyak terjadi dalam masyarakat kita kini.
Islam menggariskan ketetapan bahwa unsur kekeluargaan yang murni sewajarnya bertolak dari pernikahan yang sah. Agar supaya jalinan kasih sayang antara suami dan istri dapat dilakukan dengan bersih dan berakhlaq. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah Ar-Ruum, ayat 21: "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang."
Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad saw bersabda: "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah." Dalam sebuah hadis lain, Nabi Muhammad saw bersabda: "Orang mulia antara kamu adalah mereka yang berlaku baik kepada keluarganya, sebab aku sendiri pun berlaku paling baik terhadap keluargaku sendiri."
Kasih sayang antara ibu bapak dengan anak
Dari pernikahan antara suami/istri sudah tentu nantinya akan lahir keturunan, yang mana anak adalah amanah dari Allah yang perlu dididik dengan sempurna seperti yang diterangkan dalam dua hadist. Sabda Nabi Muhammad saw: "Wajib atas kamu memberi nafkah kepada mereka dan pakaian mereka yang munasabah" dan "Seseorang itu akan berdosa dengan sebab dia mensia-siakan mereka yang menjadi tanggungannya."
Jika dibanding anak-anak yang lahir di luar nikah yang terbengkalai dan tersisih, anak yang lahir dari hubungan suami istri yang halal akan mempunyai tempat bergantung. Maka kepada kedua ayah dan ibu diletakkan tanggungjawab memberikan pendidikan, asuhan, kasih sayang sempurna. Sabda Nabi Muhammad saw: "Tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu bapanya yang bertanggungjawab menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi."
Berkaitan dengan hadits diatas, firman Allah SWT dalam surah At-Tahrim, ayat 6 menegaskan pula: "Wahai orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari azab api neraka."
Kasih sayang antara anak dengan ibu bapak
Sebagaimana ibu dan bapak memberikan kasih sayangnya kepada anak-anak, demikianlah juga Islam menganjurkan supaya anak-anak ikut memberikan kasih sayang mereka terhadap kedua ibu bapak mereka. Dari apa yang selalu kita dengar, 'sesungguhnya syurga itu terletak di bawah telapak kaki ibu'.
Dengan menyayangi dan mengasihi ibu bapak, disamping mematuhi segala perintah dan nasihat keduanya, berkata-kata dengan mereka pun perlu menggunakan bahasa yang lemah lembut serta beradab, tidak menyinggung perasaan mereka dengan perkataan bernada kebencian, kasar dan menyakitkan.
Sebaiknya seorang anak menunjukkan bukti kesyukuran dan rasa terima kasih terhadap jasa kedua orang tuanya yang sudah bersusah payah mendidik dan membesarkannya. Islam menegaskan, salah satu dosa besar ialah durhaka kepada kedua ibu bapa.
Dalam surat An-Nisa, ayat 36 Allah berfirman: "Sembahlah Allah dan jangan mempersekutukannya serta kepada kedua ibu bapak hendaklah kamu berbuat baik." Dalam hal ini, Nabi Muhammad saw bersabda: "Keridhaan Allah bergantung kepada keridhaan ibu bapak, maka kemurkaan Allah juga bergantung kepada kemurkaan ibu bapak. Barang siapa yang setiap hari berbuat baik terhadap ibu bapak tetapi mengingkari Aku, maka Aku masih ridha kepadanya, namun siapa yang setiap hari meridhai Aku tetapi sebaliknya mendurhakai kedua ibu bapaknya, maka niscaya Aku murka kepadanya."
Betapa tingginya nilai keberkatan kasih sayang seseorang anak terhadap ibu bapaknya sudah diterangkan oleh Islam melalui sebuah hadis yang sudah kerap kali kita dengar yaitu: "Apabila mati seseorang Muslim, maka terputuslah hubungannya kecuali tiga perkara yang bisa menyelamatkannya yaitu amal sholeh, shodaqoh dan do'a anak yang sholeh."
Kasih sayang terhadap saudara dan tetangga
Islam senantiasa menganjurkan supaya umatnya menjalin hubungan kasih sayang, silaturahim dan saling memberi satu sama lainnya. Kasih sayang itu bukan sekedar perlu dipupuk antara suami dan istri, ibu bapak dan anak serta anak dan ibu bapak saja, tetapi silaturahim terhadap saudara yang lain termasuk tetangga juga sangat digalakkan oleh Islam karena hasil dari ikatan kemesraan itu nanti akan menumbuhkan kekuatan ummat yang padu.
Ini jelas disebutkan oleh Nabi Muhammad saw dalam hadist yang berbunyi: "Tidak sempurna iman seseorang sehingga dia mencintai saudara serta tetangganya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri." Selain itu Nabi Muhammad saw juga bersabda: "Mereka yang baik diantara kamu ialah Muslim yang menyelamatkan Muslim lain dari perbuatan jahat oleh lidah dan tangannya."
Kasih sayang yang dianjurkan Islam juga terbukti dengan amalan yang mewajibkan kita menunaikan zakat, infaq dan shodaqoh. Karena dengan amalan-amalan tersebut, mereka yang berkecukupan akan dapat membantu golongan orang miskin dan dhaif. Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad saw bersabda: "Tidaklah sempurna iman seseorang Muslim jika ia bahagia dan merasa kenyang tetapi di sebelah rumahnya ada tetangganya yang sedih dan lapar."
Dan dalam sebuah hadis yang lain Nabi Muhammad saw bersabda: "Amat besar pahala yang akan diberikan kepada seorang Muslim yang apabila aroma masakannya tercium oleh tetangga sebelahnya lalu dia bergegas untuk menyedekahkannya semangkuk."
Kasih sayang terhadap masyarakat dan manusia
Kasih sayang terhadap masyarakat dan seluruh manusia juga digalakkan oleh Islam. Untuk menjamin kerukunan hidup bermasyarakat, Islam juga mencegah kita berbuat kerusakan yang mengganggu keamanan dan ketertiban umum. Oleh karena itu Islam melarang kita mengumpat, berkata-kata bohong, fitnah, hasad dan dengki sesama manusia, menjatuhkan martabat orang lain, mencuri, merampok, menganiaya sesama manusia serta membunuh.
Sehingga, karena terlalu besar nilai penyayang dan kecintaan Islam terhadap hubungan baik sesama masyarakat manusia, maka memberikan senyuman dan mengucapkan salam kepada orang lain serta tolong-menolong kepada sesama akan mendapat ganjaran kebaikan dari Allah. (Zahari Hasib)