Hubungan antara sesama
saudara kandung, baik yang berjenis kelamin lelaki maupun perempuan,
tak selalu berjalan mulus. Namun hal itu justru penting bagi mereka
sebagai ajang latihan bersosialisasi dalam mengatasi
ketidaksepahaman sekaligus tempat bagi mereka cara belajar menjalin
hubungan dengan rekan sebaya atau orang dewasa.
Urutan kelahiran
biasanya memberi perbedaan sikap dan reaksi seorang anak terhadap
suatu situasi. Anak tertua cenderung memiliki tempat yang istimewa
di dalam keluarga, mereka biasa mempin, lebih percaya diri, dan
lebih serius dibanding adik-adiknya.
Sebaliknya, anak paling
kecil biasanya lebih kreatif, menarik dan memiliki sifat manja yang
alami. Sedangkan si tengah biasanya merasa kurang diperhatikan dan
harus bersaing untuk mendapatkan perhatian. Anak tengah sering
merasakan ketidakadilan dan kerap mengungkapkannya dengan cara yang
tidak jelaas. Kelebihan anak tengah adalah mreka mudah bergaul,
dapat dipercaya, peka dan penuh pengertian.
Meski kelihatannya
begitu banyak tantangan dan kendala yang harus dihadapi, tak berarti
Anda harus berkecil hati. Ingat kan, kata pepatah, "ada seribu jalan
menuju Roma?" Nah, berbagai jalan berikut ini akan sangat membantu
Anda dalam menciptakan suasana tentram, nyaman, dan rukun di antara
anak-anak tercinta.
1. Puji
Puji bila mereka rukun,
dan tidak berkelahi. Jangan ganggu pada saat mereka sedang asyik
bermain dengan rukun dan juga saat mereka sedang berargumentasi
karena perbedaan pendapat. Biarkan mereka mencoba mengatasi
perbedaan pendapat dengan cara yang sesuai dengan usia
mereka.
2. Beri contoh yang baik
Bila Anda memberikan
contoh yang baik pada saat mengatasi perbedaan pendapat yang terjadi
antara Anda dan suami atau dengan orang dewasa lainnya, tanpa
disadari anak-anak akan meniru dengan sikap yang Anda
perlihatkan.
3. Biasakan bermusyawarah
Permainan yang
melibatkan giliran dan kelompok mengajarkan kerjasama antar sesama
saudara atau teman.Ingatkan anak untuk mengekspresikan perasaan
marah mereka melalui kata-kata (kata-kata yang tidak kasar tentunya)
bukan melalui tindakan (memukul) dan biasakan mereka meminta bantuan
orang dewasa bila konflik tidak dapat diatasi. Coba untuk
berkompromi bila memungkinkan.
4. Awasi mereka dari dekat
Perhatikan cara mereka
mengatasi ketidaksepahaman yang terjadi dan bila mereka tidak dapat
menanggulanginya dengan baik, baru libatkan diri Anda.
5. Bangkitkan rasa empati terhadap orang
lain
Bila anak-anak dapat
mengerti perasaan orang lain, maka mereka akan dengan mudah
beradaptasi. Ajukan pertanyaan yang membuat mereka memikirkan
perasaan orang lain seperti, "Bagaimana perasaan Ema bila mainanmu
dirusak teman?"
6. Sikap adil
Pastikan Anda bersikap
adil dengan semua anak. Jangan menganak tirikan satu anak ataupun
mengana kemaskan yang lainnya.
7. Beri kesibukkan
Begitu merasa bosan,
pada umumnya anak jadi mudah berulah yang ujung-ujungnya
mengakibatkan pertengkaran di antara mereka. Karena itu, beri mereka
kesibukkan. Apapun bentuknya.
8. Alihkan perhatian
Keributan biasanya
terjadi karena mempertengahkan hal-hal yang tidak penting. Oleh
karena itu berikan anak-anak kegiatan atau permainan yang menarik
dan yang tidak membosankan.(Nova) |