Bangsa koruptor, bangsa penipu, bangsa
urakan, bangsa semau gue, bangsa tidak tertib..dan berbagai
sebutan lain yang ditujukan pada bangsa kita sendiri yaitu
Indonesia yang katanya lebih kurang 185 juta penduduknya
bergama ISLAM !!! Bagaimana ini bisa terjadi ??!! Mengapa ?!!!
Jawabnya bisa banyak tapi...penulis membahas
salah satunya saja yaitu : Pendidikan khususnya yang dilakukan
oleh para ibu...ingatlah semboyan dari orang-orang arab Ibu
adalah sekolah!
Ibu adalah sosok perempuan yang tabah
dan sabar untuk tidak pernah menurunkan gendongannya anaknya
hingga lebih dari sembilan bulan. ..Dia yang berani mati
mengeluarkan kita dari rahimnya dengan taruhan nyawa...yang
melahirkan kita semua ..Ibu adalah insan yang begitu banyak
jasanya terhadap berhasilnya sang anak dalam kehidupannya tapi
juga bisa sebaliknya ibu adalah manusia menjadi faktor
terhadap hancurnya sang anak dalam kehidupannya, karena semua
itu tak lepas dari peran ibu sebagai orang
tuanya...Sebagaimana hadits Rasululloh sallallahu''alaihi
wa sallam yang artinya: "Setiap bayi terlahir dalam
keadaan fithrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya,
Yahudi, Nasrani ataupun Majusi.." (HR:
Bukhari)
Ulama mengartikan fitrah itu adalah rasa cinta
kepada dienul Al-Islam, menerima, dan menginginkan kebenaran,
dan mengakui adanya Robb yang merupakan bakat dari setiap
anak, namun peran pendidikan orang tuanya-lah yang menjadikan
dia menjadi beraqidah, beribadah, berahklaq selain Islam.
Sekarang coba mari kita lihat salah satu bentuk pendidikan
anak yang mudah dilakukan baik orang tuanya pembantu rumah
tangga, buruh pabrik, petani, pegawai kantor, pedagang,
menteri, bahkan presiden...Yaitu berkisah
DONGENG.
Mendongeng adalah suatu aktivitas bercerita
suatu kisah entah khayal atau nyata yang biasanya diceritakan
pada masa kanak-kanak. Dan biasanya cerita dongeng itu masih
teringat oleh kita hingga dewasa karena di sana kita masih
kecil dan minat mendengar dongeng kuat sekali alias kemampuan
belajar tentang sesuatu di luar kita cukup besar. Sebagaimana
pepatah Belajar di waktu muda seperti menulis di atas batu
sedangkan belajar di waktu tua seperti menulis di permukaan
air.
Sekarang ada pertanyaan dari penulis untuk
pembaca ..Pernahkah anda mendengar kisah akhir yang
mengenaskan dari sang kancil....tentu tidak pernah alias
selalu lolos dari hukuman maut atas kecerdikannya (TIPUANNYA).
Oleh karena itu perlu kami tengahkan nasehat Syaikh Muhammad
bin Jamil Zainu semoga Alloh Ta'ala merahmatinya
tentang kisah-kisah.
Kisah mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap jiwa, maka seorang pendidik selayaknya
memperbanyak kisah-kisa yang bermanfaaat. dan itu banyak
sekali terdapat dalam Al-Quran Al Karim dan sunnah-sunnah yang
suci diantaranya, Kisah Ashabul Kahfi (penghuni
gua), bertujuan untuk membentuk generasi yang
beriman kepada Alloh, cinta kepada tauhid dan membenci kepada
kemusyrikan. Kisah Isa alahi
wasallam, bertujuan untuk menjelaskan bahwa
beliau adalah hamba Allah dan bukan anak Allah sebagaimana
anggapan kaum Nashrani, Kisah Yusuf alahi
sallam, diantara tujuannya adalah untuk
memperingatkan agar jangan sampai terjadi pergaulan campur
aduk antara laki-laki dan perempuan, sebab akan membawa akibat
yang sangat jelek, Kisah Yunus alahi wasallam,
bertujuan untuk menekankan agar selalu ber-isti''anah (meminta
pertolongan). Hanya kepada Allah saja lebih-lebih ketika
ditimpa musibah.
Kisah orang-orang yang
terperangkap dalam gua yaitu kisah yang
diceritakan oleh Nabi sallallahu''alaihi wa sallam
untuk mengajarkan kepada para sahabatnya tentang bertawassul
kepada Alloh dengan amal-amal sholeh seperti ridho kepada
orang tua, memenuhi hak-hak pemiliknya, dan meninggalkan zina
karena takut karena Alloh. Dan sunnah nabawiyah penuh dengan
kisah-kisah yang bermanfaaat.
Singkat kata,
maka hendaknya semua pengajar/pembina/pendidik
memperbanyak kisah-kisah yang bermanfaat kepada anak didiknya,
sebab kisah-kisah ini merupakan pembantu terbaik bagi
pembinaan generasi. Disamping itu, hendaknya mereka harus
berhati-hati, jangan sampai membawakan kisah-kisah jelek yang
akan mendorong anak-anak didik mengambil pengalaman untuk
melakukan pencurian, tindakan-tindakan keji, dan
penyimpangan-penyimpangan tingkah laku.
Sekarang coba
kita renungkan bagaimanakah kalau kisah seperti Teletubies
yang tokoh-tokohnya tidak jelas karakter wanita- prianya juga
pembimbingnya bukan bapak ibu tapi dewa matahari(si bayi) dan
si penyedot debu ... Sinchan dengan gaya tololnya dan kesukaan
pada hal ''ngeres''/porno apalagi bapaknya dan ibunya yang
kejam....Power Rangers, Ksatria Baja Hitam, dan semacamnya
yang menggambarkan bahwa segala permasalahan hanya bisa
dipecahkan dengan kekerasan/perkelahian...Doraemon dan
tokoh-tokohnya yang pemalas (si Nobita), kejam (si Giant),
licik dan sombong (si Tsuneo), penolong bak Dewa Serba Bisa
(si Doraemon)..Tom & Jery, Donal Bebek dan semacamnya
dikisahkan pada anak-anak..yang penuh adegan kekerasan dan
penipuan untuk menghancurkan musuh di ajarkan pada anak didik
kita. BAGAIMANAKAH NASIB GENERASI PENGGEMAR KISAH-KISAH INI
!!!.
(Sumber Rujukan: Petunjuk Praktis bagi
Pendidik Muslim ed 1, Muhammad bin Jamil Zainu, 1418
H) |