Hari ini , 18 Februari 2007
 
Beranda | Salam Redaksi | Iklan | Berlangganan | Redaksi | Peta Situs | Buku Tamu | Hubungi Kami
   
 
  Akhlak
  Assalamualaikum
  Berbagi Rasa
  Cerita Sampul
  Cerpen
  Curhat
  Denyut Umat
  Design Interior
  Dunia Wanita
  Gerbang
  Haji
  Halaman Anak Islam
  Jendela
  Keluarga
  Kesehatan
  Khazanah
  Kisah Nyata
  Kisah Teladan
  Kolom
  Konsultasi Agama
  Konsultasi Hukum
  Konsultasi Keluarga
  Lingkungan
  Mancanegara
  Mimbar
  Muhibah
  Nasional
  Nostalgia Haji
  Pesona Masjid
  Profil
  Secangkir Kopi Campur
  Senyum Sufi
  Sosial
  Surat Pembaca
  Telaah
  Teras
  Wawancara
  Ya Ilahi
  Alam Gaib
  Budaya
  Budidaya
  Busana
  cermis
  Dapur
  Gaya Hidup
  Hukum
  Interior
  Iptek
  Laporan Daerah
  Laporan Khusus
  Manajemen Qur'ani
  Nostalgia
  Olahraga
  Opini
  Panggung
  Pendidikan
  Pengalaman rohani
  Perilaku
  PIKSEL
  Pustaka
  Ragam
  Refleksi
  Remaja
  Resto
  Rumahku Surgaku
  Selebriti
  Seni Rupa
  Sinetron
  Tafakur
  Takziyah
  Tamu Kita
  Tasawuf
  TipBelanja
  Trotoar
  wanita
  Wirausaha
409988
 
Baca Artikel
 
 
Osteoporosis Akibat Pola Hidup yang Salah
Laporan: Prof. Dr. dr. Hj. Mynarwati, MS, PKK

[Kesehatan]

Oleh : Prof. Dr. dr. Hj. Mynarwati, MS, PKK *

Osteoporosis dalam bidang kedokteran tergolong silent disease, artinya tidak mempunyai gejala dan tanda yang mudah dideteksi. Penderita seringkali terkecoh dengan gejala penyakit lain seperti rematik atau nyeri sendi.

“Semula saya menduga sakit rematik karena tidak mampu menapakkan kaki kanan dan nyeri sekali. Ternyata hasil foto menunjukkan terjadi patah tulang paha …,” kata seorang wanita yang mengaku baru setahun berhenti haid (menopause).

Pada wanita yang mengalami menopause akan terjadi osteoporosis terjadi karena massa tulang berkurang. Akibatnya tulang menjadi kurang padat, rapuh dan mudah patah, terutama pada bagian pergelangan tangan, pinggul dan tulang belakang. Penyakit ini berkembang sangat lamban dan berjalan seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya penyakit ini sulit dikenali secara dini.

Osteoporosis

Osteoporosis atau rapuh tulang adalah penyakit sistemik pada tulang, yang dicirikan oleh pengurangan massa tulang dan melemahkan materi kaya mineral yang kuat dan padat pembentuk tulang. Karena kehilangan kepadatan, tulang juga kehilangan daya dukung terhadap tubuh, sehingga orang yangmenderita osteoporosis lebih mudah terkena patah tulang. Orang sering memberi istilah, tulangnya telah keropos, atau “keropos tulang”. Penyakit ini sering ditemukan dan bahkan akan semakin sering dengan meningkatnya usia harapan hidup.

Dikenal dua jenis osteoporosis, yaitu primer dan sekunder. Osteoporosis primer adalah Osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya, erutama terjadi pada tulang belakan, tulang paha, dan pergelangan tangan. Sedangkan Osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit lain,misalnya hiperparatiroidisme, hipertiroidisme, diabetes mellitus tipe I, sindrom Cushing, pemakaian obat golongan kortikosteroid jangka panjang dan lain-lain.

Apabila tidak terjadi patah tulang, orang tidak akan mengetahui bahwa dirinya mederita osteoporosis. Diagnosis osteoporosis dilakukan oleh dokter fengan pemeriksaan penunjang, jika terdapat kecurigaan. Kecurigaan tersebut antara lain tinggi badan yang memendek, wanita pasca menopause serta pengguna obat golongan kortikosteroid jangka panjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan misalnya pemeriksaan radiologik (roentgen), ultrasonografi (USG) dan densitometri.

Pemeriksaan radiologik penting jika terjadi patah tulang (fraktur), tetapi kurang actual untuk penilaian kepadatan tulang. Sedangkan densitometri merupakan pemeriksaan yang akurat untuk menila derajat kepadatan tulang.

Di masa mendatang, osteoporosis akan menjadi problem kesehatan masyarakat dan sosio-ekonomi utama di masyarakat, di samping penyakit jantung koroner dan kanker. Kejadian osteoporosis lebih tinggi pada wanita daripada pria dan merupakan problem kesehatan utama, khususnya pada wanita masa pasca menopause (osteoporosis pasca menopause). Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa sepertiga wanita pasca menopause akan menderita patah tulang akibat osteoporosis. Juga terdapat perbedaan ras, bahwa orang kulit putih dan Asia lebih sering mengalaminya dibandingkan orang kulit hitam.

Di Amerika Serikat, kejadian patah tulang akibat osteoporosis berjumlah 1,5 juta kasus setiap tahunnya, dengan 300.000 kasus diantaranya adalah patah tulang pangkal paha. Sayang tidak ada data akurat tentang jumlah kasus osteoporosis, kecuali ditemukan data bahwa pada usia 50 tahun risiko patah tulang pada wanita tiga kali lebih besar daripada pria.

Osteoporosis di klinik baru menjadi penting bila tulang telah mengalami keretakan atau patah. Kebanyakan orang kurang menyadari telah menderita osteoporosis kecuali telah terjadi patah tulang. Patah tulang terjadi tanpa adanya trauma sebelumnya, atau berupa trauma yang kurang berarti. Hal ini sering terjadi pada tulang belakang, tulang panggul, pergelangan tangan serta tulang paha.

Apabila terjadi patah tulang panggul, hamper selalu penanganannya melalui operasi. Patah tulang panggul akan menimbulkan problem yang cukup berarti bagi individu yang bersagkutan maupun keluarganya. Penderita tidak mampu berjalan tanpa bantuan dan dapat mengakibatkan kecacatan yang permanent. Demikian pula jika patah tulang terjadi pada tulang belakang, karena kan menyebabkan berkurangnya tinggi tubuh. Disamping itu juga timbulnya rasa nyeri pada tulang belakang yang patah serta perubahan pada bentuk tubuh.

Pola Hidup yang Salah

Pola hidup yang salah dapat mempengaruhi laju terjadinya osteoporosis. Pola hidup menyangkut pola makan, aktivitas fisik serta kebiasaan hidup lain. Tulang di tubuh kita merupakan jaringan hidup yangburuk dapat memberikan pengaruh nrgatif terhadap penyerapan kalsium, sehingga potensi terjadinya osteoporosis angat besar.

Konsumsi serat yang berlebihan dapat menganggu penyerapan mineral terutama kalsium dan sejumlah vitamin. Meskipun serat terbukti banyak manfaatnya bagi kesehatan, tetapi mengkonsumsi berlebihan dikhawatirkan merupakan ancaman bagi timbulnya osteoporosis.

Penggunaan obat-obatan tertentu secara berlebihan dan dalam jangka waktu lama juga dapat menghambat penyerapan kalsium. Obat-obatan tersebut misalnya antacid, diuretic, heparin dan tetrasiklin. Bila terpaksa harus menggunakannya, konsumsi kalsium harus ditingkatkan, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya osteoporosis.

Kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol, teh, kopi dan minuman bersoda, menghambat penyerapan kalsium. Ada sebagian orang yang kurang suka bahan makanan tertentu, padahal bahan makanan tersebut kaya akan kalsium, misalnya susu, keju, kacang-kacangan, sarden, ikan yang bentuknya kecil-kecil seperti ian teri tawar dan udang rebon kering. Kebiasaan seperti ini pun berpotensi menimbulkan osteopororsis karena kekuranagn kalsium.

Pengaturan Makanan

Factor makanan memegang peranan penting dalam upaya mencegah osteoporosis. Dalam hal makanan, terdapat dua unsure mineral dan vitamin yang berfungsi untuk pembentukan tulang, yaitu kalsium (Ca) dan vitamin D.

Kalsium berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang, agar tulang tidak mudah keropos, meskipun bukan berarti mencegah atau mengobati osteoporosis. Meskipun demikian, tidak berarti pula dibenarkan mengkonsumsi kalsium secara berlebihan. Kebutuhan kalsium bagi setiap orang berbeda, tergantung pada usia dan berkisar antara 1.000 – 1.300 mg. Pada usia memasuki menopause, kebuthan akan kalsium bertambah.

Makanan yang kaya akan kalsium dan seyogianya dikonsumsi antara lain adalah sebagai berikut:
• produk susu, termasuk keju dan susu asam (yogurt)
• ikan, terutama ikan kecil, yang dimakan dengan tulang-tulangnya (teri).
• Sayuran hijau (brokoli, sawi kembang kol, bayam)
• Biji-bijian (susu kedelai, tahu, tempe).

Namun perlu diingat, bahwa meskipun yang diperlukan adalah mineral, kalsium, agar kalsium mudah diserap oleh tubuh, diperlukan vitamin D, tubuh tidak mampu menyerap kalsium dari makanan yang kita makan. Akibatnya, tubuh terpaksa mengambil kalsium dari tulang.

Vitamin D dapat diperoleh dari kulit yang terpapar sinar matahari serta berasal dari makanan yang kita makan. Maka diharapakan tubuh cukup terpapar sinar matahari asalakan tidak berlebihan. Vitamin D yang berasal dari makanan, antara lain diperoleh dari ikan laut, susu, kuning telur, hati maupun suplemen vitamin D. meskipun demikian, tidak boleh mengkonsumsi vitamin D berlebihan karena dapat membahayakan kesehatan. Dalam hal ini diperlukan konsultasi pada dokter maupun ahli gizi.

Saat ini telah ditemukan pula preparat untuk menghambat atau mencegah osteoporosis, yaitu yang berisi Alendronate Sodium, berbentuk tablet. Keistimewaan dari temuan ini, tidak perlu dikonsumsi setiap hari, melainkan hanya seminggu sekali. Namun di samping itu, tetap sangat dianjurkan dengan kombinasi pengaturan makanan dan aktivitas fisik.

*Penulis adalah guru besar Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta.

 
Baca Komentar Beri Komentar
Kirimkan Artikel Cetak Artikel
 
 
Di Indonesia 600 Orang Buta Perhari
Kematian Mendadak pada Usia Produktif
Pengidap HIV/AIDS Kian Meningkat
 
 
Nama Login
 
Kata Sandi
 
 
kata kunci
rubrik
edisi
Haruskah mengeluarkan Budget Ekstra untuk Bulan Puasa Tahun ini?
Perlu
Kadang-kadang
Tidak Harus
Hasil sementara
 
     
  Gemari | KBI Gemari | Dharmais | Harian Pelita | Majalah Amanah | Dradio 103.4 FM
Damandiri | Trikora | Dakab | Gotong Royong | Yastroki | Supersemar | Yamp | Indra

Home | Profil | Kontak Kami | Buku Tamu
Redaksi Amanah : [email protected]
Copyright © 2004 Amanah.or.id
design by Visionnet