|
Migrain
Pada Remaja Kurang Mendapat Perhatian
|
Mungkin migrain sudah menjadi penyakit kepala
yang umum dialami beberapa orang, namun migrain
yang terjadi pada remaja jarang sekali mendapat
perhatian.
|
Hal ini dikemukakan sebuah penelitian yang
melibatkan sekitar 19 ribu remaja pada kisaran
usia 12-19 tahun.
Studi menyebutkan hampir
selama setahun sekitar 5 persen remaja pria dan 8
persen remaja putri mengalami
migrain.
Migrain sendiri merupakan salah
satu bentuk sakit kepala yang biasanya sangat
nyeri dan mengganggu penderitanya. Nyeri kepala
hebat sering dirasakan pada sebagian daerah
kepala.
Pada beberapa penderita bisa
disertai rasa mual-muntah, kelainan neurologi
ringan yang bersifat sementara misalnya fotofobia
(takut melihat cahaya), fonofobia (tidak suka
mendengar suara), bahkan gangguan penglihatan
(aura).
Ada juga yang merasa keluhannya
bertambah hebat bila sedikit saja menggerakan
kepala dan badan sehingga mereka lebih nyaman
berada di ruangan yang gelap dan sunyi.
"Migrain pada anak-anak jarang sekali
diteliti, dan dalam studi yang kami kembangkan,
migrain hampir sering terjadi pada remaja. Pada
studi sebelumnya migrain yang terjadi pada orang
dewasa lebih banyak dialami oleh perempuan," jelas
ketua penelitian Paul Winner, yang akan
mengemukakan penelitiannya pada pertemuan tahunan
'American Academy of Neurology'.
Sekitar 60
persen para remaja yang menderita migrain
menggunakan obat luar tanpa resep dokter sementara
17 persennya menggunakan resep dokter dan 22
persen menggabungkan obat keduanya.
Dari 31
persen remaja yang harus menjalani pengobatan
pencegahan migrain hanya 19 persen yang
menerimanya. Sementara mereka yang tak pernah
menggunakan pengobatan pencegahan migren hanya 24
persen yang memenuhi syarat untuk menerima
pengobatan tersebut.
Studi ini didukung
National Headache Foundation dan Ortho-McNeil
Neurologics Inc. (idionline/Net)
| |
|