Kotoran kelinci berfungsi sebagai pemercepat proses pembuatan
pupuk cair organik. Demikian disampaikan Rohaji kepada para peserta
“Pelatihan Pupuk Kotoran Kelinci” di Kampoeng Organik 2004, Bumi
Perkemahan Ragunan Jakarta tanggal 25 September 2004.
Berikut ini langkah-langkah pembuatan pupuk cair dengan bantuan
kotoran kelinci:
Siapkan wadah dengan kedalaman 10 cm. Masukkan serbuk gergaji
(serbuk pohon kelapa) secukupnya ke dalam wadah. Lalu kelinci
dimasukkan ke dalam wadah itu. Supaya kelinci tidak keluar wadah itu
diletakkan di tempat yang tinggi. Kotoran dan kencing kelinci akan
langsung bercampur dengan serbuk gergaji.
Biasanya setelah 3-4 hari, jika tumbuh jamur di serbuk gergaji,
berarti serbuk gergaji sudah jenuh dengan kotoran. Jamur yang tumbuh
itu untuk makanan bakteri.
Selanjutnya, serbuk gergaji dipindahkan ke ember dan masukkan air
panas sampai seluruh serbuk gergaji terendam. Biarkan campuran basah
itu selama dua malam.
Setelah itu bahan serbuk gergaji disaring. Cairan hasil saringan
agar terfermentasi diaduk-aduk agar semua bagian mendapatkan udara
(teraerasi). Jika timbul bintik-bintik putih (jamur), air hasil
saringan harus diaduk lagi.
Munculnya bintik-bintik putih menjadi petanda senyawa organik
dalam cairan belum terurai. Ulangi lagi pengadukan sampai bintik
putih menghilang selama kurang lebih 21 hari.
Setelah stabil, cairan itu menjadi pupuk cair organik yang bisa
bertahan lama karena mengandung bakteri yang mempunyai sistem
pertahanan diri.
Pupuk cair bisa disemprotkan pada daun untuk mempercepat proses
asimilasi daun atau disemprotkan pada tanah. Komposisi penggunaannya
yaitu empat mililiter pupuk cair dicampur dengan satu liter air.
Ampas sisa penyaringan dapat digunakan sebagai media hidup cacing
tanah. Setelah ampas itu akan dimakan cacing, hasilnya adalah
kascing (kotoran cacing) yang berupa tanah. Tanah kotoran cacing itu
bisa dimanfaatkan sebagai media pembibitan dalam wadah gelas bekas
air dalam kemasan atau wadah lainnya.
|