Pernahkah kamu merasakan
Gempa ? Ketika gempa bumi terjadi, tiba-tiba kepala
terasa pusing dan seolah-olah berputar. Mengapa hal
tersebut terjadi dan apa sih sebenarnya gempa bumi itu ?
Untuk mengetahuinya, kamu bisa membaca artikel ini.
Gempa bumi adalah getaran
(goncangan) yang terjadi karena pergerakan (bergesernya)
lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah
permukaan bumi dan juga bisa dikarenakan adanya letusan
gunung berapi. Gempa bumi sering terjadi di daerah yang
berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah
yang dikelilingi lautan luas.
Faktor-faktor Penyebab Gempa Bumi
Faktor
yang pertama disebabkan karena bergeser dan terpisahnya
lapisan-lapisan yang terdapat dalam kerak bumi. Yang
kedua, karena adanya letusan gunung berapi yang sangat
dahsyat. Letusan yang dahsyat tersebut juga selain
menyebabkan goncangan yang kuat juga sering menyebabkan
adanya gelombang ombak yang sangat tinggi di lautan yang
terkenal dengan nama gelombang "Tsunami".
Jenis Gempa Bumi
Dari faktor-faktor
penyebab terjadinya, maka gempa bumi dapat digolongkan
menjadi dua. Pertama di sebut gempa "Tektonik". Gempa
Tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi yang keras
menjadi genting (lunak) dan akhirnya bergerak. Teori
dari "Tektonik Plate" menjelaskan bahwa bumi terdiri
dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari
lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan
seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan
sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Gempa
Tektonik.
Keterangan Gambar :
Gambar 1
(Paling Kiri) : Gambar bergesernya lapisan bumi,
dinamakan gelombang "L"
Gambar 2 (Tengah) : Gambar
bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang
"P"
Gambar 3 (Paling Kanan): Gambar bergesernya
lapisan bumi, dinamakan gelombang "S"
Gempa Vulkanik jarang terjadi bila dibandingkan
dengan gempa tektonik. Gempa vulkanik terjadi karena
adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Ketika
gunung berapi meletus maka getaran dan goncangan
letusannya bisa terasa sampai dengan sejauh 20 mil.
Sejarah mencatat, di Indonesia pernah terjadi letusan
gunung berapi yang sangat dahsyat pada tahun 1883 yaitu
meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Jawa barat.
Letusan ini menyebabkan goncangan dan bunyi yang
terdengar sampai sejauh 5000 Km. Letusan tersebut juga
menyebabkan adanya gelombang pasang "Tsunami" setinggi
36 meter dilautan dan letusan ini memakan korban jiwa
sekitar 36.000 orang.
Oleh karena itu, untuk
mengetahui aktivitas gunung berapi, manusia dengan
akalnya telah berhasil membuat alat pengukur aktivitas
gunung berapi dan juga alat pengukur besarnya gempa.
Ukuran gempa ini dikenal dengan sebutan Richter, sama
dengan nama orang yang membuat dan mengembangkannya
yaitu Charles Richter.