Kalau Suami Jauh Lebih Muda

TATKALA akan menikah, Iszhur Muchtar mengaku orang tuanya sempat merasa heran perihal dirinya yang bermaksud menjadikan drg. Via Andiesta sebagai istrinya. Soalnya, Via Andiesta lebih tua dua tahun dibandingkan Iszhur Muchtar.

Perbedaan usia yang lebih jauh dialami pasangan selebriti lain seperti artis Suzana dengan Cliff Sangra, Nia Daniaty dengan Farhat Abbas, atau Ferry Irawan dengan Noviyanti, Onky Alexander dengan Paula. Namun, tampaknya hingga kini mereka tidak menemui masalah yang berarti dalam rumah tangganya.

Yang menikah dengan "model" seperti itu, ternyata tidak hanya dialami kalangan menengah ke atas. Di tengah masyarakat lapisan menengah ke bawah pun banyak. Umpamanya, Nenek Rusmini (67) yang merasa jatuh cinta dan kemudian menikah dengan seorang bujangan, Wahyu Triyoso yang baru berusia 20 tahun, sebagaimana diungkap majalah Kartini (edisi no. 207).

Hj. Rusmini yang asli Madura itu terpaut hatinya pada Wahyu alias Sandy asal Kalimantan setelah berkenalan dan hidup bersama bak ibu dan anak beberapa lama. Sandy rajin membantunya untuk menunggui toko kelontong sang nenek. Entah kenapa rasa sayang itu berubah menjadi cinta dan akhirnya mereka menikah. Mungkin di sini berlaku peribahasa Jawa witing tresno jalaran soko kulino (timbul cinta karena sering bertemu- red).

Saking cinta terhadap Sandy, suaminya, Nenek Rusmini tetap setia saat pemuda itu ditahan di Polsekta Genteng karena dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap dua teman lelakinya.

Tampaknya hubungan pasangan yang jauh usianya itu relatif tidak bermasalah. Selain sang nenek yang diakui Sandy sangat pencemburu, bahkan dalam berhubungan intim pun mereka tidak mengalami masalah. "Kalau soal begituan biasanya Ummi (Rusmini-red) yang selalu mengajak duluan, saya sih ikut saja," aku Sandy yang mengatakan Nenek Rusmini rajin mengonsumsi ramuan Madura.

Mengingat usia dan sudah mengalami menopause, Nenek Rusmini sama sekali tidak berharap memiliki momongan dari Sandy. Ia hanya menginginkan hari-hari- tuanya ada yang menemani.

Kejadian hampir sama juga dialami pasangan Kuraesin (45) dengan Zubair (25) yang notabene terpaut usia 20 tahun. Bedanya Kuraesin belum menopause sehingga pasangan itu masih berharap bisa dapat momongan. Sama dengan Nenek Rusmini, Kuraesin juga agak pencemburu.

* *

PERNIKAHAN dengan usia yang berbeda, terutama laki-laki lebih muda, boleh jadi bisa memunculkan persoalan dan persoalannya kian melebar karena pernikahan merupakan "pertemuan" antara dua keluarga yang sebelumnya mungkin belum mengenal sama sekali.

Oleh karena itu, keluarga calon pasangan tentu punya kriteria sendiri dalam menentukan calon menantu. Begitu tahu pasangan tersebut usianya terpaut jauh, pihak keluarga si muda akan memunculkan pertanyaan serius, "Mengapa dia?"

Ini dialami oleh Yanti (33), yang berpacaran dengan Yanto lelaki berusia 26 tahun. "Orang tua saya marah sekali ketika tahu saya pacaran dengan Yanto. Mereka tak pernah mengerti mengapa saya jatuh cinta pada pria seusia dia," papar psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan (LPT) UI Dra. Dewi S. Matindas, mengutip ucapan salah seorang kliennya.

Pertanyaan dan kecurigaan bertambah karena yang muda adalah si pria. Nuansa matre akan kental mewarnai benak publik dan menurut sejumlah narasumber suplemen Hikmah, mereka yang menikah dalam usia jauh berbeda, terutama laki-lakinya lebih muda, terkadang ada yang dilatarbelakangi faktor keterpaksaan seperti "kecelakaan" karena karier, pendidikan, status istri yang sudah mapan atau keluarganya kalangan kaya-raya atau karena dijodohkan orang tuanya.

Sementara dari segi proses pernikahannya, ada yang secara terang-terangan dengan mengundang banyak orang, ada pula yang sembunyi-sembunyi karena merasa malu. Lalu, kalangan manakah yang relatif menjalani menikah seperti itu? Berdasarkan pengamatan para narasumber ini, orang desa yang paling banyak. Meski begitu, ada pula orang kota, selebriti, dan bahkan orang berpendidikan cukup.

"Di antara mereka yang suaminya lebih muda usia, ada yang bisa berbahagia membina rumah tangga. Ada pula yang menghadapi persoalan, misalnya dalam soal fungsi kepemimpinan di rumah tangga menjadi timpang, suami sering dilecehkan atau tidak dianggap oleh istrinya, atau istri lebih dominan, memonopoli keputusan rumah tangga. Juga ada persoalan, suami tidak seimbang dalam pelayanan seksual atau istri cepat tua, sedangkan suami masih muda," ujar seorang narasumber, yang kebetulan bisa hidup berbahagia dengan suaminya yang berusia empat tahun lebih muda.

* *

PSIKOLOG

staf pengajar di Unisba Dra Kadwi Jamuati, M.Pd., berpendapat, "Ada kelebihan bila pasangan perempuannya lebih tua, setidaknya di saat menopause pasangan ini tak khawatir lagi soal kehamilan. Namun, repotnya bila harus menimang momongan di saat usia yang sudah terlanjur tua juga akan menjadi masalah. Masalah juga bisa timbul bila perempuan lebih mapan secara finansial."

Nah, pasangan ini harus siap dengan berbagai masalah yang mengitarinya. "Siapkah ia menghadapi kendala-kendala seperti di atas? Jika siap dan ia mau berjuang demi kelangsungan cinta dengannya, teruskanlah hubungan itu. Jika ragu, tundalah dulu sampai benar-benar siap. Yang pasti, jangan sesekali mengabaikan masalah yang ada," katanya.

Sementara itu, Eileen Rachman, psikolog dan direktur Experd, mengakui kasus pasangan berbeda usia jauh itu sudah terjadi sejak lama. Hanya kalau dulu orang melihatnya sebagai, "This is a big problem! Sekarang lebih cenderung sebagai tantangan."

Tapi, kedua psikolog itu sepakat, ada segudang masalah yang jauh lebih kompleks pada pasangan tersebut dibandingkan dengan pasangan normal. "Perbedaan usia yang sangat jauh akan menciptakan banyak perbedaan dan bisa menimbulkan masalah, mulai dari pergaulan, selera, dan cara memandang sesuatu. Kemampuan untuk saling menyesuaikan diri dan memahami satu sama lain sangat diperlukan dalam perkawinan seperti itu. "Selebihnya, saya pikir masalah yang dihadapi tak beda dengan perkawinan lainnya," kata Dr. J. Riberu, konsultan perkawinan dan pakar pendidikan.

Sebagai makhluk sosial, setiap individu memang tak bisa lepas dari gesekan dengan orang lain yang akan menilai kita. Inilah yang bisa menjebak pasangan yang usianya berbeda jauh ke dalam problem pelik.

Bagaimana tidak, ketika dalam tahap pacaran saja, mata masyarakat sudah mengitari setiap jengkal polah tingkah mereka. Tentu dengan bumbu dan bahan yang bisa menghasilkan sayuran yang tidak enak untuk dimasukkan dalam perut. "Bila kami jalan berdua, orang-orang sering menatap dengan tatapan curiga. Seolah-olah saya ini pencari harta karun. Tanpa mempedulikan perasaan saya, mereka seperti mempergunjingkan saya tanpa sungkan," kata Rini (25) lebih tua berpacaran dengan Ninok, 21 tahun.

Membahas fenomena pasangan ini bertitik tolak pada ada need yang belum terpenuhi. Namun untuk mengetahui latar belakangnya, kita bisa melihat lingkungan sosial yang membangun kedewasaannya.

Misalnya, ada kisah menarik antara Riberu, pria yang menikah dengan perempuan di atas usianya. Mungkin karena pria itu mengalami kurang kasih sayang di masa kecil atau kurang pengayoman yang baik sehingga ia selalu ingin diayomi dan itu didapatkannya dari perempuan yang jauh lebih tua daripadanya.

Pasti ada need yang belum terpenuhi dalam kasus pasangan ini. Pada anak yang tumbuh dalam keluarga yang normal, kehidupan sosialnya matang, tentu akan memilih perbedaan usia yang tidak jauh.

Sejumlah narasumber Hikmah menyatakan, umumnya perempuan lebih suka pria matang, yang tahu apa yang harus dilakukannya dalam hidup ini. Itu akan lebih membuat dia nyaman dan tentram di sampingnya. Namun perlu juga dipertimbangkan, kematangan seseorang tak bisa ditentukan oleh umur. Pengalaman-pengalaman yang diperolehnya ketika dia tumbuh justru besar kontribusinya terhadap kematangan seseorang.

* *

BAGAIMANAKAH fenomena ini dalam perspektif Islam?

Menurut Wakil Direktur Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jabar Ir. H.D. Sodik Mudjahid, MSc., kasus laki-laki menikah dengan perempuan berusia lebih tua sesungguhnya bukan suatu hal yang aneh. Alasannya, Nabi Muhammad saw. ketika nikah usia baru 25 tahun, sedangkan Siti Khadijah berusia 40 tahun.

"Dalam Islam, yang penting itu ada rasa tertarik atau saling mencintai dan menempatkan faktor agama atau kesalehan di atas segalanya, seperti kekayaan, keturunan, status, dan sejenisnya yang duniawi. Jadi, belum ada persyaratan dalam Islam bahwa masing-masing pasangan harus berusia seimbang atau tidak berbeda," tutur Sodik Mudjahid sambil mengutip hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim yang berbunyi:

"Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, yaitu karena kecantikannya, keturunannya, hartanya, atau karena agamanya. Tapi pilihlah berdasarkan agamanya agar selamatlah dirimu."

Dikemukakannya, setiap laki-laki dan perempuan dibekali oleh Allah SWT berupa syahwat atau saling tertarik, sebagaimana Alquran Surat Ali Imran ayat 14, "Manusia dihiasi dengan kecintaan pada syahwat berupa perempuan, anak-anak, emas dan perak yang banyak sekali dan...."

Dalam Alquran Surat Adz Dzaariaat ayat 49 dan Yaa Siin ayat 36, Allah SWT berfirman, "Dan segala sesuatu Kami jadikan berpasang-pasangan agar kamu sekalian mau berpikir."

"Mahasuci Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, baik tumbuh-tumbuhan maupun diri mereka sendiri dan lain-lain yang tidak mereka ketahui."

Bagaimanakah dengan asumsi pernikahan itu harus se-kufu' atau sederajat?

Seraya mengutip buku berjudul "40 Petunjuk Menuju Perkawinan Islami" karya Drs. M Thalib -- terbitan Irsyad Baitus Salam Bandung -- pengamat sosial keagamaan Drs. H Iding Bahruddin mengatakan, dalam Alquran Surat An Nisaa' ayat 3, terungkap bahwa setiap laki-laki Mukmin boleh menikahi perempuan-perempuan Mukminat yang disukainya. Tidak ada larangan atau celaan dari Allah maupun Rasul-Nya bagi seorang laki-laki yang Muslim menikahi seorang perempuan.

"Tidak ada ketentuan usianya mesti sama atau seimbang," ujar mubalig yang juga Sekum DPW Persatuan Umat Islam (PUI) Jabar ini.

Menyinggung tentang persoalan se-kufu', menurut Iding Bahruddin, Imam Ibnu Hazm pernah menjelaskan bahwa kafa'ah atau kufu' yaitu kesamaan derajat, status dan keadaan antara laki-laki dan perempuan yang akan menikah, sebenarnya tidak ada dalam Islam.

"Semua orang Islam itu kufu' dengan yang lainnya. Siapa pun laki-laki Muslim adalah kufu' dengan siapa pun perempuan Muslimah, selama perempuannya tidak pernah berzina," ujar Iding Bahruddin, seraya menyebutkan ada sebuah riwayat yang mengungkapkan Rasulullaah saw. pernah menikahkan Zainab, seorang perempuan dari bangsawan Quraisy dengan Zaid yang notabene seorang mantan budak Khadijah, istri Rasulullaah saw.

Hal yang tak jauh berbeda dikemukakan beberapa ulama yang dihubungi suplemen Hikmah. Menurut mereka, pengertian se-kufu' atau sederajat itu bukan didasarkan pada status duniawi seperti keadaan sosial ekonomi, keturunan, latar belakang, dan sejenisnya, tapi pada akhlak dan agama. Adanya konsep bibit, bebet, dan bobot sebagaimana yang sering muncul di tengah masyarakat haruslah didasarkan pada ajaran Islam, bukannya pada tradisi masyarakat.

Bagaimana dengan persoalan kepemimpinan rumah tangga bila suaminya berusia lebih muda?

Kalangan ulama berpendapat, meskipun laki-lakinya lebih muda tetap harus ditaati oleh istrinya karena laki-laki memang pemimpin rumah tangga. Dalam buku berjudul "Al Sa'adah Al Jawjiyyah fi Al Islam," karangan Mahmud Al Shabbagh, terbitan Dar Al I'tihsam, Mesir, terungkap penjelasan Alquran Surat Al Baqarah ayat 228, "...dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."

Nash Alquran tersebut, sesungguhnya merupakan penjelasan tentang hak-hak dan kewajiban suami istri itu betul-betul seimbang.

Adapun firman-Nya yang berbunyi,"....Dan untuk pada suami ada satu tingkatan kelebihan daripada istrinya." Itu adalah hanya berlaku pada tingkatan hierarki kepemimpinan di rumah saja.

Ini selaras dengan Alquran Surat ke 4 ayat 34, yang berbunyi "Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, karena Allah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian harta mereka. Sebab itu perempuan yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri...."

EYP/Aji/"PR"/Jalu