Kristen - Injil Barnaba Tulisan Bishop Irenaeus (120-202 M), seorang berasal dari Smyma dail kel11udian menjabat bishop di kota Lyon pada tahun 177 M, ada menyebut-nyebut Injil Barnaba (Gospel of Barnabs). Beberapa fragmen dari tulisan Bishop Irenaeus yang ditemukan itu berjudul Adverse Haereses. Sedangkan ensiklike tentang, Bacaan Terlarang yang diumumkan oleh Paus Glasius I (492-496 M) pada tahun 492 M, mencantumkan nama Injil Barnaba. Jadi, Iniil Barnaba, itu pada masa dulu memang ada, tapi belakangan lenyap dari peredaran dan tidak ditemukan pada abad-abad berikutnya. Injil Barnaba itu pada masa dulu, jikalau tidak menggunakan bahasa Ibrani ataupun bahasa Aramik, maka setidak-tidaknya menggunakan bahasa Grik. Pada abad ke-16 masehi ditemukan naskah Injil Barnabas menggunakan Ibahasa Itali. Konon seorang Father menemukannya dalam Vatican Library dan menyelundupkannya keluar. Pada pihggir-pinggir halaman dijumpai catatan-catatan seseorang mempergnakan bahasa Arab. Naskah berbahasa Itali itu disalin belakangan ke dalam bahasa Sepanyol. Pada tahun 1709 M, penasihat Raja Prussia bernama Craemer berkunjung ke Amsterdam dan di dalam perpustakaan seorang bangsawan tua disitu menjumpai naskah Injil Barnaba berbahasa Itali itu. Pada tahun 1713 M, naskah tersebut diserahkannya kepada Prins Jugend Savoy; dan pada tahun 1738 M, perpustakaan milik Prins Jugend itu dipindahkan kepada Perpustakaan Kerajaan di Wina. Disitulah naskah itu dijumpai kembali dan disalin oleh seorang sarjana Inggris ke dalam bahasa Inggris. Belakangan dijumpai lagi naskah Injil Barnaba berbahasa Sepanyol, dipinjam Dr. Holm dari Hardley di Hampsllire, seorang Orientalist, dan naskah itu kemudian pindah tangan kepada Dr. Minkhauss, seorang anggota King's College di Oxford, lalu menyalinnya ke dalam bahasa Inggeris. Pada tahun 1784 M, naskah berbahasa Sepanyol dan salinannya ke dalam bahasa Inggeris diserahkan kepada Dr. White, yang memperbandingkannya dengan salinannya ke dlam bahasa Inggris dari naskah Itali, dan tidak menjumpai perbedaan isi antara kedua salinan itu. Injil itu menyatakan Jesus Keristus tidak disalibkan karena yang tertangkap dan yang disalibkan itu adalah Judas Iskariot. Selanjutnya tidak ada menyebut-nyebut tentang Ilahiat dari Jesus Keristus. Tentang keaslian isi Injil Barnaba dalam naskah berbahasa Itali itu, yakni salinannya kedalam bahasa Itali itu, mempakan tandatanya besar. Karena di dalam naskah berbahasa Itali itu nama Nabi Muhammad s.a.w. berulang kali disebutkan secara jelas dan nyata. Penelitian terhadap jenis kertas yang digunakan beserta cara penjilidannya membuktikan bahwa naskah berbahasa Itali itu berasal dari masa sekitar Abad ke-16 masehi. Di dalam hal itu ada dua kemungkinan : Keseluruhan isi Injil Barnaba itu bikinan seorang penulis Kristen, yang guna memikat hati seorang Penguasa pihak Islam pada masa itu, sengaja mempersembahkan karyanya itu; dan karena sesuatu peristiwa yang tidak diketahui lantas naskah berbahasa Itali itu jatuh pada akhirnya ke tangan pihak Vatikan. Injil Barnaba yang asli itu ditemukan oleh seorang Kristen, yang kemudian memeluk agama Islam, lalu menyalinnya ke dalam bahasa Itali dan menambahkan Ayat-Ayat Sisipan mengenai Nabi Muhammad s.a.w. Sampai kepada masa sekarang ini, permasalahan naskah Injil Barnaba berbahasa Italia itu belum memperoleh jawaban yang pasti. Kecuali jikalau sempat ditemukan kelak naskahnya yang berbahasa Grik hingga diperoleh suatu alat perbandingan. Pihak dunia Keristen sendiri menolak akan keaslian Injil Barnaba itu. Dead Sea Scrolls Dead Sea Scrolls ilah naskah-naskah gulungan (scrolls) yang ditemukan dalam gua-gua pada rangkaian bukit karang terletak di sebelah Barat Laut Mati. Bermula ditemukan pada tahun 1948 dan tahun-tahnin berikutnya, diperjualbelikan dengan harga tinggi dalam pasaran benda kuno di dunia, dan hampir seluruhnya jatuh ke tangan pemerintah Israil yang sengaja mendirikan bangunan khusus yang megah dan besar bagi menyimpannya unuk kepentingan studi para sarjana. Dataran luas pada pinggang rangkaian bukitkarang itu mem- perlihatkan sekelumit runtuhan dinding tembok. Sewaktu dilakukan penggalian ternyata sebuah biara dengan ruangan-ruangan luas dan bilik-bilik studi beserta kolam-kolam tempat penyimpanan air. Pekarangannya yang demikian luas ternyata permakaman dengan ribuan kuburan. Disamping peralatan dan benda-benda lainnya maka ditemukan pula sekumpulan matawang Roma, yang mata uang termuda ialah bikinan tahun 68 M. Mata uang (coins) yang lebih belakangan daripada tahun tersebut tidak dijumpai dalam kumpulan yang ditemukan itu. Kalangan Sarjana-sarjana Bible di dunia menarik kesimpulan bahwa penyimpanan naskah-naskah perpustakaan Sekta yang mendiami biara itu ke dalam gua-gua yang berdekatan dengan dataran tinggi itu berlangsung pada masa Pemberontakan Total (65-75 M) yang dilancarkan bangsa Yahudi di Seluruh Palestina terhadap kekuasaan imperium Roma. Pembunuhan massal dan penghancuran biara itu mungkin dilakukan Legiun X pihak Roma. Sebelum menjelaskan jenis-jenis naskah beserta pokok isi naskah-naskah yang ditemukan itu di Laut Mati itu marilah terlebih dahulu dikemukakan beberapa fakta mengenai Jesus Keristus dan para muridnya sepanjang keterangan yang ditemukan dalam New Tertament (Perjanjian Baru). Jesus tidak memberikan nama bagi ajarannya dan kelompok pengikutnya, tapi masyarakat Yahudi sekitamya memanggilkan mereka itu dengan Nazaranes (KRR, 24:5), yakni "para pengikut orang Nazareth". Dan jauh sepeninggal Jesus Kristus, yakni sekitar tahun 50 M pada kota besar Antiokia, barulah mereka itu dipanggilkan Christians (KRR, II :26). Jesus itu dipanggilkan Guru (Matius, 23 :8) dan Orang yang Benar (KRR, 7 :52). Jesus itu dalam ajarannya amat menantang sekta Saduki dan sekta Pharisi (Matius, 3:7; 16:1-12; 22:23; Matius, 15 :7-8; 23 :5-23; dan ayat-ayat dalam Markus, Lukas, Yahya) di dalam agamaYahudi. Dan sekitar tahun tiga puluhan, sepeninggal Jesus, kelompok Mukmin itu baru berjumlah sekitar 5.000 orang (KRR, 4:4). Dan kelompok murid-murid. Jesus yang mula-mula itu dipanggilkan pula dengan "Jemaat Orang Suci." (I Korintus, 14:33; Rum, 15:25-26). Mengenai upacara kebaktian dan bentuk kehidupan ialah pembaptisan (Matius, 3:13-17), pemecahan Roti dan Anggur (Matius, 26: 17-30), penyerahan milik-milik pribadi menjadi milik bersama (KRR, 2:44; KRR, 4:32), jemaat dikepalai oleh Duabelas Orang (Matius, 10:1-4), dan cara pemilihan pengganti untuk jabatan yang lowong dilakukan dengan jalan undian (KRR, 1 :26). 1 :26). Itulah beberapa fakta menurut keterangan di dalam New Testament (perjanjian Baru) mengenai jemaat pengikut Jesus Keristus yang mula-mula itu. Kini marilah kita menyoroti naskah-naskah tua yang ditemukan pada belahan barat Laut Mati (Dead Sea) itu, dengan meminjam penjelasan A powell Davies di da1am bukunya Dead Sea Scrolls cetakan 1960 diterbitkan oleh 'Men- tor Books, New York Di dalam kumpulan naskah tua itu ditemukan Kitab Nabi Habaku, dan Kitab Nabi Isaiah, dan bagian dari Mazmur Nabi Daud, yang merupakan bagian dan Old Testament (Perjanjian Lama), dan sekalian naskah tua itu mempergunakan bahasa Ibrani. Dan beberapa naskah-gulungan (scrolls) lainnya belum dapat dan belum bisa dibuka gulungannya karena sudah teramat rapuh. Disamping itu tumpukan serpihan-serpihan naskah, yang diperkirakan akan memakan tempo 50 tahun lamanya, bagi penyusunannya kembali. Satu naskah-gulungan lainnya membangkitkan perhatian besar sekali dan diperbincangkan dengan hangat sekali dalam kalangan Sarjana-Sarjarna Bible (Biblical Scholars) di dunia, yang bukan termasuk Old Testament, tapi tampaknya milik dan pegangan Jemaat (Sekta) yang mendiami biara tua pada pertengahar Abad Pertama rnasehi itu. Naskah tua tersebut mernpergunakan bahasa Ibrani. Sekalian upacara keagamaan dan bentuk kehidupan Jemaat (Sekta) itu, seperti terungkap dalam naskah tua itu, mirip dengan upacara keagamaan .dan bentuk kehidupan di dalam New Testament, yaitu : pembaptisan, pemecahan roti dan anggur, penyerahan milik-milik pribadi menjadi milik bersama, dikepalai oleh Duabelas Orang, cara pemilihan calon pepgganti bagi jabatan pimpinan yang lowong, dengan cara undian, cara sidang-sidang jemaat, dan sebagainya. Dalam naskah tua itu tidak disebut-sebut tentang nama Jemaat yang memiliki ajaran tersebut. Tampaknya jemaat itu punya pengikut luas, tapi tidak disebut-sebut nama jemaat tersebut, dan jemaat itu sangat mencela aliran Saduki dan aliran Pharisi dan menganggapnya telah menyelewengkan ajaran yang diwariskan Nabi Musa. Hal yang sangat menimbulkan tekateki dalam kalangan Sarjana-Sarjana Bible bahwa dalam naskah tua itu tidak ada disebut-sebut tentang Jesus, tentang Anak Allah, tentang Inkarnasi Kalam, tentang Penyaliban, tentang Penebusan, dan tentang Kebangkitan. Tetapi naskah tua itu menyebut-nyebut tentang Guru Kebenaran (Teacher of Righteousneous). dan menganut keyakinan bahwa Guru Kebenaran itu melapangkan jalan bagi kedatangan Messenger of God (Rasul Allah) yang akan menciptakan nanti pada masa hidupnya suatu Tertib Bani (New Order) di dunia. Naskah itu menyebut-nyebut tentang penganiayaan jemaat di Jerusalem dan pemencaran ke Damsyik (Damaskus). Pihak sarjana-sarjana Bible mencoba mengenali Jemaat (sekta) yang memilik naskah tua itu dengan menyorotinya melalui keterangan Tiga Ahli Sejarah pada pertengahan abad Pertama masehi. Josephus Flpvius (37-100 M) da1am karyanya Waxs Jews (buku II bab 8:2-4) dan di dalam Antiquities of the Jews (buku XVIII, bab 1 :5 dan buku XV, bab 10:5); begitupun Hiny the Elder (23-79 M) di dalam karyanya Historica Naturalis; dan selanjutnya Philo Judaeus (30 sM-54 M) di dalam karyanya Quod Omnis Probus Liber; maka ketiga-tiga Ahli Sejarah itu bercerita tentang "jemaat Orang Suci" di Palestina, yang dipanggilkan mereka itu dengan Essens, Essaei, dan Hessenes, dan ketiga-tiga sebutan itu bermakna "Orang Suci", yakni tiga buah kata Grik. Upacara kebaktian dan bentuk kehidupan jemaat "Orang Suci" yang diceritakan ketiga Ahli Sejarah itu mirip dengan keterangan di dalam Naskah Laut Mati itu. Josephus Flavius menambahkan keterangan bahwa pengikut "jemaat Orang Suci" itu lebih kurang 4.000 orang. Pihak sarjana-sarjana Bible menyatakan bahwa sekta (Essens, Essaei, Hessenes) itu sudah ada sejak sebelum permulaan tahun Masehi, dan tampaknya masih punya pengikut sampai pertengahan Abad Pertama masehi Ha1 itu dihubungkan dengan kisah yang diceritakan Joseph Us Flavius bahwa Menahen, seorang anggota "Jemaat Orang Suci" itu, meramalkan Herodes akan menjabat Raja Yahudi di Palestina; dan Herodes dalam kisah itu "diidentikkan" sarjan-sarjana Bible dengan Herod the Great, putera: Antipas, yang betul saja diangkat belakangan menjabat Raja (King) di Palestina oleh Senat Roma Di Rome; dan Herod the Great (73-4 SM) itu dikatakan amat berterima kasih dan menganugerahkan hadiah kepada Menahen atas ramalannya yang tepat itu. Sedangkan Herod the Great itu memerintah. pada abad pertama sebelum Masehi dan meninggal sebelum permulaan tahun masehi. Jikalau pendapat sarjana-sarjana Bible itu "dipegangi" dan dipandang Suatu "kebenaran" maka alternatip yang ditimbulkannya amat buruk sekali. Dengan begitu "dibuktikan" bahwa Jesus Kristus itu tidak layak "di-kultus-kan" sedemikian rupa seperti tercantum dalam doktrin-doktrin agama Keristen karena Jesus Keristus itu cuma "tokoh-kecil-penjiplak" ajaran sekta (Essens, Essaei, Hessenes) itu. Alternatip itu membingungkan kalangan sarjana-sarjana Bible sendiri. Kami tidak dapat membenarkan pendapat sarjana-sarjana Bible itu. Sekalipun sepanjang sejarah, agama Yahudi mempunyai sekta Chasidim (jemaat orang Suci) sejak beberapa abad sebelum tahun Masehi, yang para anggotanya mengutamakan khalwat dan ibadat dan hidup suci, dan bersikap mencela sekta Saduki dan sekta Pharisi, akan tetapi sekta Chasidim itu belum memperkembang ajaran seperti termuat keterangannya di dalam New Testament dan di dalam Naskah Laut Mati itu. Apalagi ketiga-tiga Ahli Sejarah (Josephus, Pliny the Elder, Philo Judases) itu bercerita tentang peristiwa yang disaksikannya pada pertengahan Abad Pertama masehi. Jadi lebih besar kemungkinan bahwa anggota sekta Chasidim itu pada masa belakangan menjadi pengikut Jesus Keristus karena bersamaan pendirian dalam menantang sikap hidup dan sikap keagamaan sekta Saduki dan sekta Pharisi. Mengenai kisah Menahen dan Herodes itu dapat ditemukan penyelesaiannya di dalam keterangan New Testament sendiri dalam hubungannya dengan kenyataan-Seiarah. Didalam KRR, 13 : 1 terdapat keterangan berbunyi "Menahen saudara susuan Herodes, raja seprempat negeri", dan Menahen tersebut salah seorang murid Jesus yang berada bersama Bamaba pada kotabesar Antiokia. Jadi Menahen itu hidup pada masa Josephus Plavius, dan Josephus dalam kisahnya itu menyatakan Menahen sendiri vang telah memberikan keterangan ini" (who had thistestimony). Dan sepanjang kenyataan Sejarah babwa sepeninggal Herod the Great (73-4 sM) naik berkuasa puteranya Herod Archelaus (4 sM-6 M), yang dipecat oleh Senat Roma dan digantikan oleh Herod Antipas (6-39 M), dan digantikan oleh puteranya Herod Agrippa I (41-44 M). Ada masa lowong dua tahun (39--41 M) sebe1um Herod Agrippa I itu ditetapkan. Herod Agrippa 1 itu meninggal pada tahun 44 M, dan puteranya dewasa itu masih berusia 17 tahun. Enam tahun kemudian barulah Herod Agrippa II (50-100 M) diangkat Senat Roma menggantikan bapanya tetapi untuk satu wilayah pada belahan utara Palestina. Herod Agrippa II itulah yang dinyatakan "saudara susuan Menahen" oleh New Testament di dalam KRR, 13: 1. Josephus di da1am kisahnya menyatakan bahwa Herodes itu "masih kanakkanak" (when he was a child) sewaktu Menahen meramalkannya akan menjabat raja, dan "tak lama antaranya" (a little afterward) iapun diangkat menjabat raja. Jadi kisah Josephus Flavius itu lebih sejalan dengan keterangan New Testament mengenai Mertahen dan Herodes itu. Lantas dapatlah disimpulkan bahwa Naskah Laut Mati itu milik para pengikut Jesus yang mula-mula (Early Christians) dan mereka itu dipanggilkan oleh Paulus dengan "jemaat Orang Suci" (1 Korintus, 14:33).