Yahudi - Pemikian tentang Almasih Pada saat bani Israil di tanah Palestina itu menderitakan kenistaan dan penindasan yang berat dibawah penaklukan berbagai kekuasaan Asing maka sejak itu lahir pemikiran dan harapan terhadap kedatangan Juruselamat yang akan membebaskan mereka dari berbagai penderitaan itu, dipanggilkan dengan Almasih (Annointed One of God). Penderitaan itu menimpa bani Israil sejak penaklukan oleh raja Sargon II (722-705 sM) dari Assyria, yang menawan 10 suku Israil dan kabar berita semuanya itu "lenyap" sampai kepada masa kita sekarang ini; dan penderitaan itu lebih dahsyat lagi pada masa penaklukan raja Nebukhadnezar (605-561 sM) dari Babilonia, yang menawan 2 suku Israil dalam wilayah Judea, setelah menghancurkan kota-suci Jerusalem dan mendatarkan Kuil Sulaiman (Bait Allah) yang terkenal megah dan agung di Bukit Zion itu, dan merupakan penderitaan kerohanian yang tiada terkirakan besamya. Tetapi penaklukan Cyrus the Great (550-530 sM) dari dinasti Achaemenids (600-330 sM), yakni dinasti Al-Hakkam dari imperium Parsi itu dan raja-rajanya penganut agama Zarathustra yang masih mumi, memberikan kelegaan dan kelapangan kembali kepada bangsa Israil itu. Cyrus the Great beserta raja-raja turunannya dari dinasti Al-Hakkam itu memberikan bantuannya bagi pembangunan Kota-suci Jerusalem kembali beserta pembangunan Bait-Allah di Bukit Zion itu, yang baikpun pihak Keristen maupun pihak Islam pada masa belakangan sama mengkuduskan Bait Allah itu, dan pihak Islam memanggilkannya dengan Masjid Al Aqsha. Kisah bantuan Cyrus the Great beserta raja-raja turunannya itu diceritakan lebar panjang di dalam bagian Nebiim, yaitu di dalam Tawarikh Kedua, 36 :22-23; di dalam Kitab Nabi Ezra, 1:1-11; 2:1-20; 7:1-73; 8:1-19; di dalam Kitab Ester, 1: 1-22; 2:1-23; 3:1-15; di dalam Kitab Nabi Isaiah, 44:28; 45:1-7; di dalam Kitab Nabi Daniel, 9:1-27; 10:1-21 ; 1: 1-45; di dalam Kitab Nabi Hajai, 1: 1; dan di dalam Kitab Nabi Zakharia, 1 : 1. Bahkan sabda Yahuwa (Allah Maha Kuasa) memanggilkan Cyrus the Great itu dengan Almasih-ku (Isaiah, 45: 1) dan Gembala-ku (Isaiah, 44:28), sebelum kedua panggilan kehormatan itu dipergunakan pihak Keristen terhadap Jesus Keristus. Alkitab (Biblia), keseluruhan kitab-suci agama Yahudi itu, tidak ada bercerita bahwa raja-raja penganut agama Zarathustra itu menyembah berhala ataupun menyembah api atau menyembah apapun kecuali menyatakan bahwa mereka itu menyembah Yahuwa, yaitu Allah di Sorga. Masa tenang dan lega dibawah kekuasaan dinasti Al-Hakkam (Achamenids) itu digantikan dengan penaklukan Alexander the Great dari Makedonia, yang disusuli dengan dinasti Saleucids (305-168 sM), dan berada kembali dibawah penindasan yang tiada terkira-kirakan beratnya. Sewaktu raja Antiochus IV Epiphanes memerintahkan penyembelihan Babi pada Mezbah Suci di dalam Baii Allah di bukit Zion itu, maka pecahlah pemberontakan total terhadap kekuasaan Grik itu pada tahun 168 sM dan terbentuk kerajaan Makkabi' (168-63 sM), kekuasaan nasional bangsa Yahudi. Akan tetapi raja-raja Makkabi itupun pada masa belakangan telah keliwat dipengaruhi oleh filsafat Grik dan kebudayaan Grik dan mempergunakan nama-nama Grik, bukan nama-nama Ibrani Timbul kembali reaksi-reaksi pihak lapisan rakyat dan berlaku penindasan. Masa kekuasaan nasional itu tidak lama, lantas datang unperium Roma sebagai penakluk baru pada tahun 63 sM, dan dibawah kekuasaan penakluk itu penderitaan lebih dahsyat. Justru, tidaklah heran jikalau pemikiran dan harapan atas kedatangan Juruselamat yang dipanggilkan Almasih itu tetap hidup dari abad ke abad. Kedatangan Almasih itu dilukiskan sebagai kedatangan seorang Raja (Jeremiah, 23 :5 ; 30:9), dan juga dilukiskan sebagai kedatangan Gembala yang baik (Micah, 5:2-5; Ezekiel, 34:23; 37:24), dan juga dilukiskan sebagai kedatangan Pelayan yang kidmat (Isaiah, 52:13 -15 ; 53: 1-12; Ezekiel, 34:24). Pada saat Nabi Isa datang, yang dipanggilkan Almasih itu, maka bagian terbesar dari bangsa Yahudi di Palestina itu menolak dan menantangnya. Konsepsi tentang Almasih,dengan kedatangan Nabi lsa itu, telah beralih dari konsepsi tentang kekuasaan Temporal kepada kekuasaan Spiritual, sesuai dengan penglukisan tentang Gembala yang Baik dan Pelayan yang Kidmat pada himpunan kitab dalam bagian Nebiim itu. Tetapi bangsa Yahudi dewasa itu lebih menunggukan kedatangan kekuasaan Temporal yang akan menyelamatkan mereka dari penindasan, bukan pembaharuan Spiritual. Mengenai pemikiran dan harapan tentang kedatangan Almasih itu, rnaka sejarah bangsa Yahudi selanjutnya mencatat bahwa ada 37 tokoh pernah mendakwakan dirinya Al-masih sampai kepada tokoh Moses Hayyim Luzatto (meninggal 1747 M). Diantara sekalian tokoh itu maka tokoh Sabbathai Zevi (lahir 1626M) tercatat mendatangkan sensasi paling terbesar dalam lingkungan masyarakat Yahudi di seluruh penjuru dunia. Ia lahir dan berangkat dewasa di Smyrna, Asia Kcil, pada masa kekuasaan Daulat Utsmaniah. Sementara itu Sabbathai Zevi memperlihatkan kesalehan hidupnya hingga namanya bertambah lama bertambah harum dalam kalangan bangsa Yahudi. Iapun mengemukakan dirinya Almasih dan akan datang dengan "mukjizat teramat besar" pada tahun 1666 M, yang akan menyelamatkan bangsa Yahudi di dunia. Sekalian orang, yakni masyarakat Yahudi di Inggeris dan Holland dan Perancis dan Jerman ternanti-nanti akan peristiwa besar itu. Fajar tahun 1666 M menyingsing. Seluruh bangsa Yahudi di Eropah dan di Persia di dalam rumah-rumah ibadat memanjatkan Doa Syukur sambil menunggukan keajaiban Allah Maha Kuasa (Yahuwa). Tahun penuh debaran itu tengah berjalan. Zevi bukannya berangkat ke Jerusalem tetapi ke Istambul. Tersebab masyarakat Yahudi itu telah makin gempar dalam wilayah kekuasaan daulat Utsmaniah, baikpun dalam wilayah Asia maupun dalam wilayah Eropah Tengah dewasa itu, maka Sabbathai Zevi itupun ditangkap pada bulan September 1666 M dan dibawa menghadap Sulthan Muhammad IV (1648-1687M). Di depan Sulthan, iapun membohongkan pengakuannya tentang Almasih selama ini dan lalu memeluk agama Islam dan menjadi Muslim yang baik. Masyarakat Yahudi pada seluruh penjuru dunia dewasa itu kembali tertipu oleh harapan-harapannya tentang kedatangan Almasih itu.