BANGSA-BANGSA MUSLIM Saudi Arabia Sepeninggal Rasulullah Muhammad Saw, sejak tahun 634 pemerintahan di jazirah Arab dijalankan oleh para Khulafaur Rasyidin dengan sistem kekhalifahan. Pada tahun 660, kekhalifahan dijalankan oleh Muawiyah. Dalam masa pemerintahannya itu, ia sempat memindahkan ibu kota dari Madinah ke Damaskus. Setelah mengalami berbagai konflik politik, pemerintahan Islam di jazirah Arab mengalami perpecahan. Sejak tahun 750, berbagai kerajaan kecil berdiri dan selama ratusan tahun berperang satu sama lain. Hingga pada tahun 1500-an, kerajaan Turki Ottoman berhasil menguasai sebagian besar jazirah Arab, terutama di utara dan barat laut. Meski secara formal Arab dikuasai Turki Ottoman, namun berbagai keemiran kecil tetap berkuasa. Inilah yang membuat wilayah tersebut terus bergolak hingga akhir abad ke-19. Diantara banyak keemiran itu, para emir dinasti Saud muncul sebagai yang paling menonjol dan lama berkuasa. Keemiran dinasti Saud, berjalan sejak abad ke 14. Kekuasannya berpusat di kota kuno Dariyah (dekat Riyadh sekarang). Pada abad 17, Dinasti Saud kian memperluas wilayah kekuasaannya. Satu demi satu keemiran yang lemah ditaklukkannya. Penguasaan Mekah dan Madinah, memperbesar pengaruh dinasti Saud atas keemiran lain. Untuk menahan pengaruh dinasti Saud, Turki Ottoman mengirim pasukan ke Arab. Namun serangan ini berhasil dipatahkan. Bersamaan dengan itu, ibu kota Arab dipindahkan dari Dariyyah ke Riyadh. Kota Riyadh Pada periode berikutnya, pemerintahan dinasti Saud goyah oleh perebutan kekuasaan diantara anggota keluarga.Hingga pada 1902, muncul figur muda berpengaruh dari dinasti tersebut, Abdul Aziz Ibnu Saud. Satu demi satu wilayah Arab yang terpecah, ditaklukkannya kembali. Wilayah-wilayah itu disatukannya kembali, dan pada 23 September 1932 diproklamasikan sebagai Kerajaan Saudi Arabia. Kerajaan di jazirah Arab itu meliputi wilayah seluas 1,96 juta km2. Berbatasan dengan Irak dan Kuwait di utara, Yaman dan Oman di selatan, Yordania dan Laut Merah di barat serta Teluk Persia dan Qatar di Timur. Jumlah penduduknya 21,5 juta, 90 persen diantaranya bangsa Arab, selebihnya Astro Asia. Meski syariat Islam berlaku di sana, namun dalam beberapa hal sistem hukumnya juga mengenal perundang-undangan sekuler. Saat ini, Saudi Arabia dipimpin oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz yang memerintah sejak 13 Juni 1982. Selaku kepala negara, raja juga merangkap kepala pemerintahan sebagai perdana menteri. Kekuasaan pemerintahan selebihnya diisi oleh keluarga dan kerabat raja. Saudi Arabia, otomatis tak mengenal pemilu. Meski iklimnya sangat kering dengan wilayah terbesar berupa gurun pasir, namun pemerintahan Fahd berhasil membangun kemakmuran rakyat Saudi. Ini karena cadangan minyak buminya yang meliputi 26 cadangan dunia. Minyak bumi menyumbang 75 persen pendapatan Saudi dan memberi kontribusi 90 persen dari total devisa. Saudi merupakan salah satu negara yang tak memiliki utang luar negeri. Berkah minyak bumi itulah yang telah mendorong modernisasi di Saudi. Angka melek huruf pun cukup tinggi, 62,8 persen. Namun pada sisi lain, modernisasi telah menimbulkan kesenjangan antara kehidupan kota dengan penduduk pedalaman. Juga antara golongan muda dengan kaum tua dan para ulama. Para wanita misalnya, meski di luar rumah mengenakan pakaian semacam jubah yang disebut abha, namun di dalam rumah mereka sudah mengenakan pakaian Barat. Mereka juga menggunakan berbagai produk kosmetik Barat serta menonton aneka tayangan televisi yang selama ini ditabukan. Pada sisi lain, Saudi juga tak bisa mengumbar cadangan minyaknya. Selain untuk menjaga stabilitas harga, juga karena tak ada sumberdaya alam lain yang dapat diandalkan selain minyak bumi. Saudi juga memperoleh pendapatan dari jutaan jamaah haji setiap tahunnya dan dari komoditas pertanian seperti kurma, daging domba dan susu yang diusahakan orang Arab Badawi di sekitar oase-oase. Minyak, bagi Saudi juga merupakan alat politik. Hal ini menyebabkan Barat tak berkutik saat Saudi mengancam akan memboikot produksi minyak dunia, akibat meletusnya pertikaian Arab dengan Israel yang didukung Amerika Serikat.n Bangsa-bangsa Muslim Afghanistan Aljazair Bosnia Brunei Iran Malaysia Pakistan Saudi Arabia Sudan Turki UPDATE Ponpes Al Islam, Tenggulun, Lamongan Pondok dengan Aktivitas Sederhana Zakat Bisa Dipakai Menambah Anggaran Pendidikan di Indonesia Yayasan Ponpes Hidayatul Mukarramah Bangun Sarana Pensos Terbesar di Kalimantan Pondok Pesantren Modern Daar El-Istiqomah, Banten : 'Filial' Ponpes Gontor di Kota Serang Warga Palestina di Rafah Ber-Idul Fitri dengan Kegetiran 60 % Pengguna E-mail di AS Menghabiskan Waktu 15 Menit untuk Periksa Email Arab Saudi Bantu Ponpes Islahuddini, Lombok Barat Berziarah ke Negeri Leluhur Keturunan Arab Indonesia Masjid Raya Mujahidin Laksanakan Shalat Ied Dua Kali Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jatim : Pesantren Wirausaha Pertama di Indonesia FOTO FEATURE MEKKAH BERKILAU --Ini adalah hasil pencitraan dari IKONOS Satelite milik Space Imaging Inc, AS. Masjidil Haram yang 'diintai' oleh AS pada 31 Oktober 1999 itu menampilkan fenomena menakjubkan. Terlihat di gambar hanya bagian Masjidil Haram saja yang berkilau sementara bangunan di sekitarnya tampak lebih gelap. Subhanallah. (NASA Astronomy Picture of The Day) Tentang Pesantren.net · Redaksi · Kontak Kami · Info Iklan · Ketentuan Layanan Copyright © 2001 Pesantren.net