Mutu Pendidikan Indonesia Urutan ke Tujuh di Asean Makassar- Rol --Menko Kesra HM. Jusuf Kalla mengemukakan, mutu pendidikan Indonesia kini berada diurutan ke-tujuh dari 10 negara di Asia Tenggara, padahal Indonesia termasuk bangsa yang besar yang semestinya mutu pendidikannya lebih bagus dari Malaysia. "Kalau ingin memperbaiki sektor pendidikan, jangan lagi menggunakan sistem lama, yang karena anak pejabat, seorang siswa diluluskan meski tidak sepantasnya lulus, sebab ada tekanan dari atas," katanya di Makassar, Jumat. Di depan sekitar 100 peserta Rapat Koordinasi Program Peningkatan Mutu Pendidikan se KTI di Makassar, Capres Partai Golkar itu mengatakan, peran guru maupun kepala sekolah sangat menentukan dalam memperbaiki mutu dan kualitas anak didik. Seperti di Malaysia, ungkap Menko Kesra, bahasa Inggeris siswa SLTP di negara itu sederajat dengan hasil ujian tingkat SMU di Indonesia serta matematika SD di Singapura sama dengan pelajaran matematika SLTP di negara kita. "Ini berarti mutu pendidikan anak didik kita jauh di bawah siswa di dua negara tersebut, padahal dulu Malaysia mengimpor tenaga pendidik dari Indonesia termasuk dari Sulawesi Selatan," katanya mengingatkan. Untuk itu, ketertinggalan mutu pendidikan Indonesia termasuk di Sulawesi Selatan ini, harus dipacu melalui berbagai cara diantaranya pertukaran kepala sekolah dan pendidik KTI ke KBI dan sebaliknya, termasuk sistem pengajaran perlu diperbaiki. Selain itu, para pendidik diminta untuk tidak lagi menggunakan cara-cara lama dalam mengajar apalagi malas datang mengajar sebab hal itu akan sangat merugikan anak didik, serta perlunya diterapkan sistem pengajaran yang saling menunjang antara anak didik dengan gurunya tanpa ada maksud lain. Mengenai hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun ajaran 2002/2003, yakni nilai rata-rata UAN per provinsi di Indonesia terdapat ketimpangan antara wilayah KTI dengan KBI. Ketimpangan mutu pendidikan di Indonesia tidak boleh dibiarkan semakin besar apalagi dalam era persaingan dan globalisasi, jangan sampai ada satu wilayah yang jauh tertinggal dalam bersaing dengan wilayah lainnya di negara ini, apalagi dengan negara- negara lain di dunia. "Kita perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di KTI, salah satu upaya ke arah itu yakni melakukan pertukaran kepala sekolah KTI - KBI untuk memperbaiki budaya pendidikan di KTI," ujarnya. Untuk tahap pertama dari program pertukaran kepala sekolah tersebut akan melibatkan 10 provinsi di KTI yakni Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Maluku, Papua, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Tengah. Sedangkan provinsi KBI yang terlibat dalam program tersebut yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta dan DI. Yogyakarta, katanya dan menambahkan, pada setiap provinsi di pilih tiga kabupaten/kota yang diharapkan dapat melaksanakan program pertukaran tersebut. "Program ini tidak akan berhasil apabila tidak didukung semua pihak yang terkait baik yang ada di pusat maupun daerah," ujarnya. Gubernur Sulawesi Selatan, HM. Amin Syam mengakui bahwa Sulsel merasakan dampak dari penurunan mutu dan kualitas luaran sekolah di provinsi ini, terbukti Sulsel hanya mampu menempati peringkat ke-21 dari 30 provinsi di Indonesia dalam hasil UMPTN tahun 2003. Karena itu, ke depan, Pemprov Sulsel melakukan upaya-upaya yang gencar dalam meningkatkan mutu pendidikannya diantaranya membentuk kelas unggulan di setiap sekolah serta mempebranyak sekolah unggulan tingkat SLTP dan SMU.ant/mim